Bibirnya terus mendesis. Kedua bola matanya, tidak henti-hentinya melihat ke arah jam tangan yang tengah menunjukkan pukul sembilan pagi. Ponselnya terus berdering, seolah memprotes untuk diangkat. Jemarinya…
“Fel! Lo ada dimana sekarang?,” tanya seseorang dengan nada kawatirnya. Felly menjauhkan telinganya. Ia melihat layar ponselnya. Benar. Sahabat berisiknya. Bram. Lebih tepatnya, Bram Salesvegas. Sahabat sekaligus…
Mata bulatnya menatap ke arah ponselnya dengan tatapannya yang tajam. Sudut bibirnya tersenyum miring setelah mengingat kejadian yang baru saja berhasil menguras emosinya. Emosi yang selalu menjadi…