SELAMAT DATANG 2009

SELAMAT DATANG 2009

Hari pertama di tahun 2009 ini entah sudah berapa ribu kali aku mengayunkan langkah ku di sepanjang jalan yang aku lalui. Sisa-sisa tahun kemarin masih terlihat, maklum saja baru 6 jam setelah masuk ke tahun 2009 ini. Sepanjang jalan yang ku lalui himbauan atau tepatnya pamflet, baliho dan poster-poster calon-calon legislatif bertaburan di sana-sini. Hal ini mengingatkanku pada satu pesta akbar yang akan kita laksanakan di tahun 2009 ini.

Kemanapun aku melangkah yang terlihat poster, baliho ataupun pamflet dari orang-orang yang memiliki ambisi kekuasaan. Rasanya aku sedang berada di dalam sebuah galeri foto, karena yang terlihat hanya foto-foto itu. Terlihat banyak perubahan memang untuk pemilu tahun ini. Dulu cara kampanye yang seperti ini tidak semeriah seperti sekarang, dan yang lebih mencolok jumlah calon dari kaum wanita juga lebih banyak dari tahun kemarin. Tidak hanya kaum wanita, tetapi bursa generasi muda tampaknya ramai di pasaran. Hal ini terlihat banyak foto-foto caleg muda yang menurutku usianya belum lewat dari 40 tahun. Sebuah gebrakan bukan??

Haruskah kita larut dalam euphoria ini? Pesta demokrasi terbesar akan segera kita mulai. Nasib bangsa ini tergantung kepada pilihan kita. Kita akan memilih anggota DPR, DPD dan Presiden secara langsung, yang katanya agar kita tidak memilih kucing dalam karung. Tetapi bagi saya itu semua sama saja. Ketika kita mengetahui siapa calon pemimpinnya, memang kita tidak lagi memilih kucing di dalam karung hanya sayangnya kucing yang akan kita pilih itu ternyata kucing garong. Hancurlah Negara kita ini bung!!

Akankah ada kekhawatiran tentang meningkatnya jumlah pemilih atau malah menurun dan didominasi oleh suara golput. Hal ini tidak bisa kita pandang enteng, sebagaimana telah kita saksikan bersama dan hangat dalam pemberitaan, salah seorang tokoh nasional kita mengancam akan memboikot pemilu. Dalam artian dia mengajak para pendukungnya untuk memilih golput. Kita harus tahu itu. Kita tidak boleh memandang sebelah mata hal yang semikian, mengingat kharisma dari beliau. Ingat perhitungan yang keliru adalah awal dari sebuah kehancuran yang fatal.

Saya sendiri sebagai seorang pemuda merasa risih dengan dunia perpolitikan kita saat ini. Saat muncul isu-isu “Yang Muda Yang Berkarya”, dalam artian pemimpin yang kita butuhkan untuk membangun Indonesia adalah orang-orang muda, katanya. Bagi saya sendiri hal itu bukanlah penting. Kita ingat kembali, ketika proklamasi kemerdekaan kaum muda dan tua bekerja sama untuk mencapai Indonesia merdeka. Kenapa kita tidak dapat meniru sikap dari founding Father kita tersebut. Jangan malu untuk meniru hal yang positif jika kita belum layak untuk berkarya dan membuat suatu gebrakan yang berarti gebrakan.

Saya teringat dengan ucapan dari bapak Sabam Sirait, politisi tiga zaman kita. Ketika seorang anak muda bertanya kepadanya, “Bapak kan sudah lama di dunia politik, apakah Bapak tidak ingin memberikan kami yang muda ini kesempatan?”. Adapun jawaban dari beliau sungguh tidak terduga dan mampu membuat saya untuk menumbuhkan semangat muda saya. “Dalam dunia politik ini tidak ada rasa kasihan dan memberi kesempatan, REBUT jika kamu menginginkannya!”. Kata “Rebut” inilah sesungguhnya yang harus kita pegang.

Indonesia merdeka bukan atas pemberian dari penjajah, tetapi direbut oleh para pahlawan kita dengan harga yang cukup mahal. Dengan tetes-tetes keringat dan darah, itulah harga republic ini. Jadi saya sarankan kepada pemimpin kita dan para wakil rakyat, jika saat ini kamu berdiri bukan atas apa yang kau rebut, melainkan karena pemberian, turun saja. Malu jadi orang yang dikasihani. Ini sudah tahun 2009, mari kita rubah sikap kita. Selamat Datang 2009, selamat datang Pemilu 2009.

Sekian tentang SELAMAT DATANG 2009.

Terima kasih.

Thestresslawyer.com


Terbit

dalam

oleh

Comments

Leave a Reply