Pertama Kali, Meraih Peringkat Satu
ceritaIN | Judul
1-9 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Apa ya moment membahagiakan dan terindah yang pernah kita alami? Kita? Iya, kita hehe terutama untuk diriku. Jika boleh jujur, aku sendiri bingung dan terus berpikir “Apa ya moment terindah dalam hidupku selama ini?”.
Aku sendiri pun terheran dengan diriku yang bahkan bingung dengan moment terindah yang terjadi dalam hidupku. Padahal simple sih sebenernya. Banyak banget kejadian atau hal yang terjadi membuat aku bahagia.
Hanya dengan memberikan sesuatu yang kita punya kepada orang yang membutuhkan, membantu ibu di rumah, mengajak bermain adik, melihat orang tua yang selalu support anaknya, dan masih banyak lagi.
Tapi, ada salah satu moment yang paling membahagiakan bagiku dan mungkin sebagian orang di sekitarku, terutama orangtuaku. Yap, kalian sudah bisa menebak bukan? Meraih peringkat satu.
Pertama Kali, Meraih Peringkat Satu
Kalian penasaran ga sih? Kenapa moment ini sangat membahagiakan dalam dihidupku? Tentu saja, karena ini bukan peringkat biasa. Bukan peringkat pertama di kelas. Melainkan peringkat pertama nilai ujian tertinggi se-kecamatan. Pencapaian itu, aku raih saat duduk di bangku Sekolah Dasar.
Waw! Cukup mengagetkan bukan? Diriku sendiri pun cukup kaget dan tidak percaya saat wali kelasku mengumumkannya di depan kelas, saat pembagian raport berlangsung.
Aku yang merupakan siswa biasa. Selalu meraih peringkat kedua sejak kelas tiga semester dua. Dulu, aku siswa biasa yang malas belajar yang bahkan tidak pernah menempati peringkat 10 besar di kelas.
Waktu terus berjalan, dari yang tidak menempati peringkat. Sedikit demi sedikit terjadi peningkatan. Saat kelas dua meraih peringkat ke-tujuh sampai kelas tiga semester satu. Peringkat ke-empat saat kelas tiga semester pertama dan berakhir di peringkat ke-dua. Selalu kedua.
Bukan berarti aku tidak bersyukur dengan apa yang sudah diraih. Melainkan aku ingin mencoba sekali saja merasakan dan mendapatkan peringkat pertama. Keinginanku terus bergejolak. Dan diriku tidak ingin diam di tempat.
Ambisiku untuk meraih peringkat satu terus bermunculan. Membuatku berpikir bagaimana caraku untuk bisa meraihnya. Seketika terbesit dikepalaku, bagaimana jika aku belajar dengan sungguh-sungguh? Sudah tidak asing lagi bukan? Bertanya kepada siapa pun pasti “belajar” adalah kuncinya.
Aku bukanlah siswa yang bisa disebut “rajin” maupun “malas” dalam belajar. Fifty fifty sih sebenernya, kalang kabut alias angin-anginan. Pada akhirnya, aku bertekad untuk rajin belajar. Karena, pasti mustahil ga sih buat raih peringkat pertama tapi buat belajar aja males, ya kan?
Dulu, aku belajar setiap hari. Tepatnya jam tiga pagi disaat kebanyakan orang sedang terlelap dalam tidurnya. Namun, aku berbeda. Tiba jam tiga pagi, aku terbangun dan langsung menunaikan sholat tahajud. Setiap malam aku belajar. Terkadang aku sendirian, namun beberapa kali ditemani bapaku ketika beliau berada di rumah.
Aku membaca dan menghafal materi yang kemungkinan besar muncul di soal ujian. Kalian pasti bertanya-tanya bukan “kenapa harus jam tiga pagi?”. Karena bapaku menyarankan itu. Alasannya kalian pasti sudah tahu betul bukan? Bahwa belajar di pagi hari bahkan sebelum subuh itu sangat dianjurkan.
Lucu sekali, jika mengingat waktu dulu. Setiap hari, ibuku menyuruhku belajar meskipun sebentar. Aku ingat sekali. Saking malasnya, aku hanya membuka setiap lembar buku dengan kepala yang menunduk. Berpura-pura seolah membacanya dan belajar memahaminya.
Usahaku, belajar setiap hari di jam tiga pagi. Mengerjakan latihan soal pada buku paket tebal seusai pulang sekolah ternyata membuahkan hasil. Saat mengerjakan ujian, entah mengapa aku merasa soal itu sangat mudah dikerjakan. Soal yang selalu ku kerjakan saat latihan beberapa bermunculan.
Diriku terkejut saat namaku ternyata berada di peringkat satu dalam daftar “Nilai Ujian Tertinggi Se-Kecamatan”. Aku lebih terheran, ketika guru mengatakan ujian mata pelajaran Matematika hanya salah satu soal. Nyaris sempurna bukan?
Saat itu, ketika ibuku mendengar kabar itu. Aku ingat betul bagaimana reaksinya. Ibuku melihat ke arahku yang berada duduk di bangku paling ujung belakang. Aku melihat dari sorot matanya yang bahagia.
Aku sangat ingin menghampiri ibuku yang duduk di bangku paling depan. Namun, aku memilih tidak melakukannya. Kenapa? Aku melihat ibuku mengusap matanya. Aku takut membuat ibuku malu menangis di depan anaknya. Aku tahu, aku tahu ibuku mengeluarkan sedikit air matanya. Ya, air mata bahagia.
Moment itu. Ya, moment dimana aku meraih peringkat satu. Ibuku sangat bangga dengan itu. Begitu pula dengan bapaku yang setia menemaniku belajar, menuntunku saat aku tak mampu memahami sulitnya materi. Mereka, orangtuaku yang selalu mendukungku adalah satu alasan pasti diriku berjuang dan bekerja keras.
Saudara, kakek nenek, semua orang terdekat di lingkunganku terlihat seperti bangga dengan diriku. Melihat diriku yang selalu menetap di peringkat dua. Jika aku boleh egois, aku ingin terus berada di posisi itu. Doakan saja, semoga semangat belajarku terus bertambah dan tidak terkikis menipis begitu saja.
Jujur, aku cukup kagum dengan diriku sendiri. Mengingat kembali bagaimana kerja keras dan usahaku. Melihat orangtuaku yang selalu mendoakanku setiap harinya. Terutama bapaku dalam sujud malamnya.
Aku berharap, setidaknya ceritaku ini bisa sedikit memberikan motivasi kepada kalian. Bahwa tidak harus pintar untuk bisa menjadi siswa berprestasi. Jadilah rajin dan terus belajar adalah kunci. Jangan berkecil hati dengan mereka yang dianugerahi kelebihan dalam akademik. Kita manusia memiliki kelebihan masing-masing yang pasti berbeda dengan mereka. Menurutku, rajin adalah satu-satunya cara untukmu menjadi seseorang yang pintar. Semangat terus!
ceritaIN | penulis
1-9 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Baca Juga
Menghasilkan uang dari menulis cerita
#MENULISdapatuang dari menulis pengalaman pribadi
Punya cerita tentang lagu ini?
Silahkan komen dibawah ya.
Apapun mesin pencarinya.
kekitaan sumbernya.
Semoga bermanfaat.
Seneng bisa berbagi.
pasangIN iklanmu disini!
GRATIS iklan pertama.
Bonus review produk untuk 27 pengiklan pertama.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.