Kepada sang rembulan, ku rebahkan
Basahnya sang rindu merangkul jiwa
Tak kuasa ku menahan
Derai air mata yang ada
Teruntuk sang rembulan malam,
Yang terang bersinar merangkul kesepian
Benderang dalam suka dan duka
Kini telah kusadari semua
Bahwa kini kau tak seperti dulu
Selalu merajuk dan merayu-rayu
Hingga ku jatuh terlena padamu
Tak lagi seperti dahulu
Waktu berlalu begitu cepat
Tiada tersisa lagi dalam jiwa yang hangat
Segalanya hilang bagai kilat
Hanya sang rembulan malam yang tak pekat
Padahal semua terasa indah dalam sekat
Iya, sekat
Sekat sejak kau berubah perlamat-lamat
Pertemuan pun tak lagi syahdu
Tirai-tirai cinta tiada berhembus
Lagu rindumu tiada lagi sendu
Padahal di sini ku selalu menunggu
Teruntuk engkau wahai pujaan
Kenapa cepat sekali berubah
Bukankah kau tahu perihal kesetiaan
Yang tak akan pernah luntur dan hilang
Lantas mengapa tak lagi sama
Kenapa dikau yang sekarang
Tak lagi mengingat tentang cerita kita
Usang memang
Karena telah didera ribuan pilu
Yang menghujam uluan hingga ke jantung
Perihal sesak itu nyata dan semu
Seperti sosok kehadiranmu
Usai sembilu tiada
Kau pun pergi dengan sejuta harap
Membawa pergi kenangan
Di masa silam, aku kau mencinta
Hingga tiada renjana
Kini bak lembaran almanak yang hilang
Menepilah perasaan bahagia
Tiada tara kini duka
Tergores dan tersayat luka
Perihal rindu dan angan
Yang tak pernah menjadi kita
Perihal nyata yang kini menjadi semu
Ribuan khayal indah yang putus
Membubung kini membuat tangis di mataku
Perihal engkau yang masih di relung
Kini hilang nyaris tak ada sisa
Padahal mauku selalu bersama
Tak ayal perpisahan lah jadinya
Menunggu akan ikrar suci yang tak pernah
Didengungkan
Baik dalam sekejap,
Ataukah selamanya
Kenyataan tak pernah ada
Tidak akan pernah bisa
Kembali lagi seperti semula