IBU
Aku menulis puisi ini,
Ketika lembayung jingga hanyalah seberkas lukisan semu,
Dan goresan aksara yang melekat pada gerombolan kabut pekat
Perlahan menghilang, seiring daun-daun kering berjatuhan,
Lantaran angin sakal berhembus sangat dahsyat.
Dawai hujan berdenting sangat pilu, mengiris asa teramat perih,
Seakan-akan luruh di atas cadas berlempung keras,
Saat setangkai melati putih membungkuk layu,
Dengan kelopak-kelopak kecilnya yang jatuh berhamburan di atas pusara gundukan tanah,
Tempat engkau bersemayam abadi,
Sambil sesekali memahati rona wajahmu pada simpony keheningan semesta.
Saat hasrat kalbu menggebu-gebu,
Berharap engkau datang sebagai lilin-lilin kecil yang menawarkan seberkas cahaya,
Hingga aku bisa menikmati abadinya kedamaian dalam diari kehidupanku.
Baca Juga
ELEGI ANAK LARA
Jadilah Seperti Bunga di Taman
Suka Menulis?
Mau menghasilkan dari menulis?
Yuk mulai #hidupdariKARYA
Tulis apa aja
Punya cerita tentang tulisan ini?
Silahkan komen dibawah ya.
Apapun mesin pencarinya.
kekitaan sumbernya.
Semoga bermanfaat.
Seneng bisa berbagi.
pasangIN iklan mu disini!
Biaya lebih hemat dan tepat sasaran dengan tampil 24 jam.
Penjualan jadi meningkat.
BONUS review.
Terimakasih
canva.com dibuka pukul 22:45 WIB pada hari Rabu tanggal 10 November 2021
karya penulis tulisIN
Yuk mulai #hidupdariKARYA
Kata kunci lain yang sering dicari…
tulisIN, November 2021, November, 2021,
Mario_A.R, IBU,