Apa Nasehat Bapak yang Paling Kau Ingat?

Salam #MasBro #MbakBro

Gimana hubungan mu sama Bapak mu?

Apa nasehat Bapak yang paling kau ingat?

Jangan merokok, hati-hati sama orang ga dikenal, jangan lengah sama cowok ganteng, jadi wanita yang kuat, cowok pantang nangis?

Hehe

Apalagi? Kasih komentar dibawah ya.

Tau ga?

Bapak itu pengen anaknya seperti dirinya. Bapak pengen anak-anaknya punya perasaan, pikiran, perkataan, dan perbuatan seperti dirinya. Bapak pengen anak-anaknya bisa berhasil dan mandiri. Ga tergantung sama bantuan Bapanya.

Bapak mendidik anaknya sejak kecil dirumahnya. Bapak mendidik ga cuma dengan apa yang ada pada dirinya. Tapi juga lewat lingkungan. Nah, lingkungan terdekat adalah rumah. Yah, kalo belum punya rumah ya kos-kosan ato kontrakan lah.

Apa Nasehat Bapak yang Paling Kau Ingat

Setiap rumah punya tatanan, setiap rumah punya budaya, dan setiap rumah punya bahasa. Suka perhatiin ga tata rumah orang batak beda sama orang jawa. Budaya dalam rumah orang betawi beda sama orang papua. Dan jelas bahasa orang ambon beda sama orang kalimantan.

Kalo kita bertamu kita harus ikuti aturan tuan rumah. Nah, baik ato buruknya keadaan rumah kita. Tamu akan mengikuti itu. Tamu juga akan mengenali kita lebih dalam dari keadaan dalam rumah kita.

Setiap rumah berbicara siapa tuannya. Karna setiap perasaan, pikiran, perkataan, dan perbuatan pemilik rumah tumpah setiap hari dirumahnya. Kalo rumahnya berantakan orangnya juga berantakan. Kenapa bisa begitu?

Bisa jawab? Silahkan jawab dalam kolom komentar dibawah ya.

Nah, Bapak yang baik ga pernah ajarin anak-anaknya buat ragu, bimbang, dan takut. Dalam kamus bahasa Bapak ga ada tuh ragu, bimbang, dan takut yang bakal diturunin ke anaknya. Setuju?

Begitu juga hubungan antara manusia dan Tuhan. Dalam kamus bahasa Tuhan ga ada ragu, bimbang dan takut. Tuhan ga punya diksi bimbang dan takut.

Karna keraguan, kebimbangan, dan ketakutan kita kayak hamster yang berlari kencang dalam roda berputar. Berasa udah kerja keras eh ternyata ga kemana-mana. Hidup jangan pengulangan-pengulangan doang. Tapi eskalasi dan eskalasi.

Nah, disitulah posisi penting Bapa, mengawasi. Hati, pikiran, matanya selalu tertuju sama anaknya. Tapi percuma Bapak tetep mengawasi kalo anak bodoh dan ga sadar sama semua nasehat Bapa. Begitu juga Tuhan sama manusia.

Sama seperti seorang anak yang ingat nasehat Bapanya. Gitu juga manusia dengan Tuhan. Manusia ingat apa yang Tuhan sampein sama manusia. Biar hidupnya setiap hari ada eskalasi bukan pengulangan doang.

Jadi … apa nasehat Bapak yang paling kau ingat?

Seneng bisa berbagi.

Pasti bermanfaat.

Mauliate

Sumber Tulisan
Pengalaman Penulis


Terbit

dalam

oleh

Comments

Tinggalkan Balasan