REKOMENDASI FILM INDONESIA || TERPOPULER

Mariposa

Film Indonesia yang disutradarai Fajar Bustomi ini menceritakan Acha yang berusaha keras untuk mendekati Iqbal. Iqbal adalah seorang siswa tampan, pintar, namun berhati dingin.

Cerita berawal dari pertemuan kembali Acha dan Iqbal yang pernah sama-sama mengikuti olimpiade fisika dan kimia mewakili sekolah mereka. Acha yang sejak pertama kali bertemu sudah suka dengan Iqbal rela melakukan apapun termasuk pindah ke sekolah Iqbal.

Alih-alih bisa semakin dekat dengan Iqbal, sikap Acha yang terlalu kekanak-kanakan serta tak tahu malu dalam mengejar-ngejar Iqbal justru membuat Iqbal risih dan merasa terganggu. Apapun Acha lakukan asal bisa membuat Iqbal suka padanya. Mulai dari mengirimkan kue coklat, mengirim sms, menelpon sampai tiap hari mendatangi kelas Iqbal.
Acha sudah kebal dengan yang namanya penolakan berkali-kali dari Iqbal, tapi bukan Acha jika menyerah begitu saja hingga munculah sosok Juna yang ternyata suka pada Acha. Reputasi Juna sebagai ketua OSIS yang memiliki wajah tampan membuat Amanda, sahabat dekat Acha meminta supaya mempertimbangkan Juna dan melupakan Iqbal. Tentu bagi Acha yang terlanjur cinta mati dengan Iqbal ini adalah hal yang sangat sulit. 
Puncaknya adalah ketika Juna nembak Acha. Setelah mengalami penolakan dari Iqbal berkali-kali rupanya Acha berada di titik lelahnya dan memutuskan untuk menyerah dan mulai mempertimbangkan Juna yang sudah jelas-jelas menyukainya.

kurang lebih seperti itulah alur cerita dari fill MARIIPOSA ini

Generasi Micin

adalah film komedi Indonesia yang disutradarai oleh Fajar Nugros dan diproduksi oleh Kharisma Starvision Plus. Film ini dibintangi oleh Kevin AnggaraJoshua SuhermanTeuku RyzkiClairine ClayMorgan OeyKamasean Matthews dan masih banyak lagi. Film ini dirilis tanggal 18 Oktober 2018.[1]

Film ini menceritakan tentang seorang anak SMA bernama Kevin yang dituduh micin. Bersama tiga temannya, BonBon, Johanna, dan Dimas, mereka berbuat jahil yang menyebabkan masalah di sekolahnya. Sampai akhirnya memecahkan masalah serius di sekolahnya.

Keluarga Kevin (Kevin Anggara) sudah tidak mengerti lagi dengan keginian anaknya. Selalu bertingkah aneh baik di sekolah ataupun di rumah, setiap anggota keluarga selalu bertanya-tanya “kelak, anak ini akan jadi apa?”

Gambaran ini terjadi pada sosok Kevin. Sebagai seorang anak muda, Kevin seharusnya dituntut untuk bergairah. Namun, baginya sekolah hanyalah tempat persinggahan. Belajar dan mengikuti kegiatan siswa bagi Kevin adalah hal yang membosankan.

Bahkan, teman akrabnya pun hanya ada tiga orang, yaitu Bonbon (Teuku Ryzki), Dimas (Joshua Suherman) dan Johanna (Kamasean Matthews).

Alih-alih serius di sekolah, Kevin justru menyukai hal-hal yang tidak masuk akal. Seperti mengelabui guru ketika pelajaran di dalam kelas. Meskipun jahil, tetapi Kevin justru ikut terlibat dalam memecahkan masalah serius di sekolahnya. Semuanya itu bersumber dari rasa penasarannya.

DILAN 1990

Film sekuel dari Dilan 1990 ini menempati urutan pertama film Indonesia terlaris di tahun 2019. Jumlah penonton yang menyaksikan lanjutan kisah asmara Dilan dan Milea ini mencapai 5.253.411 orang. Kalau diasumsikan harga tiket bioskop rata-rata Rp 40 ribu, maka Dilan 1991 memperoleh pendapatan senilai Rp2,1 miliar hanya dari tiket!

Novel Dilan 1990 berkisah kilas balik Milea di tahun 1990. Pada saat itu Milea hanyalah remaja SMA pindahan dari Jakarta ke Bandung. Milea memiliki kehidupan layaknya anak SMA. Semuanya berubah ketika seorang remaja pria bernama Dilan mengajaknya berkenalan di suatu siang ketika jam pulang sekolah.

Kisah pun bergulir. Milea mulai menemukan keseruan berkenalan dengan Dilan yang penuh kejutan dan punya segala cara untuk membahagiakan dirinya. Dari perkenalannya inilah Milea dapat melihat sosok Dilan dari sisi yang berbeda―bukan Dilan sebagai biang onar di sekolahnya. Milea juga mendapat kesempatan berkenalan dengan keluarga Dilan yang unik dan mengenal Bunda Dilan lebih dekat.

Ide cerita yang disuguhkan novel ini terbilang sederhana yakni kisah cinta anak SMA. Namun yang menarik adalah bagaimana Pidi Baid merajut kisah tersebut dengan percakapan humoris dan romantis. Pembaca akan masuk ke dalam cara pandang Milea melihat sosok Dilan yang usil, pemberani dan setia kawan.

Sayangnya novel Dilan 1990 kurang menyajikan klimaks. Pembaca menjadi bertanya-tanya dimana letak konflik dan klimaks cerita tersebut. Alur ceritanya cenderung datar dan tidak membuat pembaca tegang.

Jika Anda penyuka kisah cinta SMA tempo dulu, tentu novel Dilan 1990 akan menjadi bacaan yang tepat. Ceritanya yang sederhana dan alurnya yang flashback membuat pembaca tidak kesulitan memahami. Ditambah unsur humor dalam setiap percakapannya akan membuat Anda terhibur dan tidak bosan.

Dua Garis Biru

Satu lagi film Indonesia yang layak tonton, Dua Garis Biru! Sebelumnya, film ini sempet diberitakan akan dicekal dan urung tayang, tapi alhamdulillah kita semua bisa menontonnya di bioskop mulai 11 Juli 2019. Kamu sudah menontonnya? Jika belum, baca artikel lain saja ya karena tulisanku ini agak mengandung spoiler.

Film Dua Garis Biru tak sekedar menceritakan tentang remaja yang terjebak dengan pergaulan, alur cerita dan konflik yang disuguhkan benar-benar membuat pandangan tak sedikitpun terlewat dari layar. Ceritanya apik, membangun emosi penonton scene demi scene. Bahkan, bisa membuat kita menitikkan air mata, tapi Gina S Noer tak lupa membuat kita bisa tersenyum dengan celetukan kocak di beberapa scene. Sayangnya, di ending masih bikin kita bertanya-tanya yang menyesakkan dada, “Kok gini ending-nya? Nggak gini caranya….”

Bagi sebagian orang, film Dua Garis Biru terasa agak sedikit berat, mungkin karena sarat edukasi, nggak hanya untuk cewek saja, tapi cowok juga jadi tau bahwa proses kehamilan itu nggak sederhana, apalagi hamilnya di usia remaja dan bukan dari buah pernikahan resmi. Itu ada benarnya, tapi bagiku sendiri sih Gina S Noer sudah baik dalam mengemas film berdurasi 113 menit ini secara rapi tanpa menggurui.

Imperfect

Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan, atau hanya Imperfect, adalah film drama percintaan Indonesia tahun 2019 yang disutradarai oleh Ernest Prakasa dan dialihwahanakan dari novel Imperfect: A Journey to Self-Acceptance karya Meira Anastasia, istri Ernest sendiri. Film ini dibintangi Jessica Mila dan Reza Rahadian. Film ini ditayangkan pada 19 Desember2019. Film ini mendapatkan sambutan yang positif baik dari kalangan penonton maupun pengkritik. Film ini akan tayang perdana di Netflix mulai 9 Juli2020.

Rara (Jessica Mila) yang terlahir dari rahim seorang model sukses di era 90-an bernama Debby (Karina Suwandi), harus menjalani hidup penuh tekanan bully, body shaming, dan beauty standard lantaran memiliki fisik yang berbeda dengan adiknya, Lulu (Yasmin Napper). Rara bertubuh gendut dan berkulit legam warisan gen sang ayah, Hendro (Kiki Narendra), sementara Lulu begitu langsing dan berkulit putih mulus mengikuti gen ibu mereka.

Kendati memiliki tubuh yang kurang sempurna dalam pandangan masyarakat umum, Rara memiliki kebaikan hati yang tidak dimiliki banyak orang lain. Ia kerap membantu mengajar di sebuah sekolah untuk anak-anak jalanan, sehingga membuat Dika (Reza Rahardian) jatuh hati dan mau mencintai Rara apa adanya. Rara sangat bersyukur mendapat sosok kekasih seperti Dika, yang mencintai Rara apa adanya. Berbeda dengan nasib percintaan sang adik Lulu, kekasihnya yaitu George (Boy William). Ia pacaran dengan Lulu hanya untuk sekadar menaikkan followers di Instagram-nya saja, bukan karena tulus dan saling mencintai satu sama lain.

Selain memiliki kebaikan hati yang begitu rupa, Rara juga merupakan sosok cerdas dan setia kawan. Hal itu yang membuatnya bersahabat baik dengan Fey (Shareefa Daanish), rekan kerja Rara di sebuah perusahaan besar produsen produk-produk kecantikan.

Ketika umur Rara 14 tahun, ayahnya tewas dalam kecelakaan di Tol Jagorawi. Setelah itu, rumahnya dijual ibunya dan keluarganya pindah ke rumah baru. Ketika dewasa, Rara bekerja sebagai manajer riset di sebuah perusahaan kosmetik-Malathi yang dipimpin Kelvin (Dion Wiyoko). Di Malathi, perusahaan tempat ia bekerja, ia mendapatkan perilaku diskriminatif (kecuali dari sahabatnya) terkait dirinya yang bertubuh gemuk, termasuk Marsha (Clara Bernadeth) dan dua kawannya, Irene (Karina Nadila) dan Wiwid (Devina Aureel).

nah kurang lebih seperti itu alur ceritanya.

Comments

Tinggalkan Balasan