source : hashmicro.com
Dunia bisnis semakin berkembang setelah kehadiran e-commerce di Indonesia. Dulu, orang-orang bertransaksi dengan cara bertatap muka. Penjual bertemu dengan pembeli lalu bernegosiasi harga, dan terjadilah transaksi. Kini, cara yang demikian mulai teralihkan. Dunia digital menggantikan itu semua. Prosesnya serba cepat, mudah, dan praktis.
Proses tersebut kian nyaman setelah hadirnya e-commerce di Indonesia. Konsumen tak lagi datang ke toko untuk melihat produk dan menawar harga. Mereka cukup melihat e-commerce yang dituju. Kemudian, melihat katalog produk yang disediakan. Selanjutnya, memilih produk dan masukkan metode pembayaran. Yang terakhir adalah pilih jasa pengiriman.
Sehingga, tidak heran apabila konsumen sangat nyaman dengan e-commerce di Indonesia. Belum lagi keamanan yang cukup canggih sehingga data konsumen terlindungi. Lalu, bagaimana sejarah e-commerce di Indonesia?
Anda perlu mengetahui kapan permulaan e-commerce di Indonesia. Ini menjadi catatan dan wawasan dalam dunia bisnis khususnya perkembangan teknologi.
Awal E-commerce di Indonesia
Lahirnya e-commerce di Indonesia bermula dari hadirnya IndoNet. Saat itu, IndoNet sebagai Internet Service Provider (ISP) di Indonesia. Kemunculan IndoNet menjadi cikal bakal pemanfaatan teknologi dalam segala bidang. Tidak terkecuali pada bisnis online.
Kemudian, pada tahun 1996, muncul Dyviacom Intrabumi atau D-Net yang dianggap sebagai perintis jual beli online. Kehadiran media transaksi ini tentu saja menjadi kabar yang baik tidak hanya pemilik bisnis melainkan konsumen. Dengan menggunakan internet, proses transaksi akan jauh lebih mudah.
Akan tetapi, pada mulanya, penggunaan internet hanya sebatas menampilkan produk. Untuk transaksi pembayaran, tetap saja antara penjual dan konsumen harus bertemu. Istilah tersebut kemudian hari dinamakan cash on delivery (COD).
Seiring berkembangnya kemajuan teknologi, hadir pula toko online. Kemudian, inilah titik mula munculnya e-commerce di Indonesia.
Era Pertengahan
Tahun 2010-2011, satu per satu e-commerce di Indonesia mulai menampakkan diri. Salah satunya Go-Jek. Aplikasi yang pada mulanya hanya mengantar dan menjemput pelanggan.
Namun kini bertambah fiturnya dengan pemesanan makanan hingga membayar tagihan listrik, telepon, dan sebagainya. Tidak heran apabila Go-Jek dikatakan sebagai startup dengan level Unicorn karena valuasinya mencapai Rp1 miliar lebih.
Inovasi yang dilakukan oleh Go-Jek memberikan banyak inspirasi ke e-commerce lainnya. Maka kemunculan Go-Jek juga diikuti oleh e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak dan sebagainya.
Era Keemasan
Saat ini, bisa dikatakan bahwa era keemasan e-commerce di Indonesia. Anda akan sangat jarang menemukan konsumen yang membelanjakan uangnya tidak melalui e-commerce. Apalagi saat pandemi seperti ini. Semuanya hanya butuh klik dan transaksi akan terjadi.
E-commerce di Indonesia benar-benar menancapkan pengaruhnya bagi siapa saja. Terbukti muncul Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Hari yang paling ditunggu-tunggu oleh konsumen. Sebab, saat itu, konsumen akan mendapatkan jumlah produk yang banyak dengan harga promo.
Belum lagi tanggal cantik atau hari besar. E-commerce pasti akan memberikan harga yang berbeda. Maka, persaingan e-commerce untuk menarik calon konsumen semakin ketat. Setiap e-commerce punya keunggulan masing-masing. Sebagai contoh Shopee dengan sistem gratis ongkos kirim.
Respons Pemerintah
Bagaimana dengan respons pemerintah? Sangat baik. Bahkan dengan adanya investasi seperti ini diharapkan mampu menarik minat investor yang lain. Yang pasti, pundi-pundi rupiah akan terus hadir. Belum lagi pajak yang dikenakan dari setiap transaksi. Pajak tersebut yang berguna bagi perkembangan ekonomi di Indonesia.
Bahkan, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 74 Tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik. Dengan hadirnya peraturan tersebut maka dukungan kuat bagi e-commerce di Indonesia.
Write by : Mochamad Syahrul Fadlil Qarim
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.