Cara Belajar Digital Marketing Untuk Pemula

December 25th, 2023

Sumber : Kontenesia

Digital marketing adalah sebuah pemasaran yang dilakukan melalui internet atau media online. Jika dibandingkan dengan teknik pemasaran konvensional atau tradisional, saat ini metode digital marketing lebih diminati. Metode digital marketing memiliki return of investment atau ROI yang terbilang cukup tinggi.

Ada 2 Fungsi di dalam Marketing untuk pemula Yaitu :

Sumber : Youtube Razi Thalib

  1. Produk Marketing

Pertama, kita kenali dulu apa produknya. Itulah kenapa ada product knowledge.

  • Ada produk yang mau dijual
  • Kenapa produk itu dibutuhin

Inti dari produk yang harus dijual adalah:

  • Masalah: pusing
  • Kebutuhan: hilangkan pusing
  • Solusi: obat pusing

Coba kita ambil contoh anak-anak revoU.

  • Masalah:
    karir mandek
    udah lulus, bingung
    pengen cari kerja baru
    mau naik gaji
    malas sama kerjaan sekarang
    mau nambah skill baru
  • Kebutuhan:
    meningkatkan ilmu, skill, pengalaman baru
  • Solusi: kelas online

Pada akhirnya produk/jasanya bisa apapun. kita perlu cari apa masalahnya, apa kebutuhannya, dan kasih solusi.

2. Marketing Communications

Kedua, kita perlu komunikasikan ke sebanyak mungkin orang. Komunikasikan ke orang yang tepat.

Misal ada orang pusing, kita ga tanya siapa pusing. Ini adalah obat pusing. Ga gitu caranya.

Tapi kita menanamkan/sebarin solusi pusing ke sebanyak mungkin orang, ke berbagai tempat.

Karna ini konteksnya adalah digital marketing. Maka cara mengkomunikasikannya adalah konten.

Jadi saat mereka pusing, mereka ingat obat pusing kita. Karna udah pernah menikmati konten yang kita buat.

Marketing Communications ini terbagi menjadi 2 yaitu :

Sumber : Youtube Razi Thalib

2a. Offline Marketing

Channel (media komunikasi) offline bisa lewat televisi, radio, koran, brosur, pamflet, baliho, billboard dan lain-lain.

2b. Online Marketing

Channel online bisa lewat search engine, sosial media, direct message, email, konten, dan lain-lain.

Perbedaan Offline Marketing x Online Marketing.

Offline MarketingOnline Marketing
Komunikasi 1 arah
> penonton tv ga ngomong balik
Komunikasi 2 arah
> pengguna medsos bisa komen
Minim feedback/data
ga bisa pastiin siapa yang liat
Maksimal feedback/data
> bisa tentuin siapa yang liat
Sulit ukur hasil dan ROI
> per “yang liat” berapa harganya
Mudah ukur hasil dan ROI
> bisa liat berapa harga per klik
Mahal tapi mudah diatur
> pasang iklan bisa ditinggal
Murah tapi sulit diatur
> pasang iklan perlu dicek per menit/jam
Komunikasi massal
> buat awareness
Komunikasi tertarget
> buat closing ok
  • Tren Digital Marketing Pemula

Digital Marketing Dulu vs Digital Marketing Sekarang

Trusgimana sih perubahan teknologi dulu dan sekarang?

  • 1990s
    – www: internet mulai
    – hotmail: email pertama (sekarang outlook)
    – mIRC, ICQ, forums: sosial media
    – yahoo: search & konten
  • 2000s
    – torrenting (napster): dengerin lagu download
    – SaaS (Software as a service): email server/korporate (sekarang cukup pake gmail)
    Contoh sekarang: zoom, email kantor
    – ecommerce: amazon jual buku
    – Google mulai jadi search engine
    – FB gantiin friendster
    – YT mulai dari video pendek
    – blog: orang terkenal mulai ngeblog (self publishing)
  • 2010s
    – ecommerce & marketplace: amazon,zalora indonesia mulai rame
    dulu takut belanja online.
    iklan dilakuin untuk ciptain kebiasaan baru.
    – Online ads: mulai rame, dulu murah banget.
    – Hp murah mulai rame: nokia, blackberry, apel
    – Pengguna website dan aplikasi naik
    Buka website pindah dari website ke mobile friendly
    – Vlogging. podcasting, dan influencing (KOL)
    – Streaming: netflix
    – On-demand service: gojek, gofood
    – Omni-channel (online2offfline): beli di indomaret lalu ambil sendiri, beli tiket konser online nonton offline
    – Cloud computing service: dulu edit video offline instal aplikasi di laptop, sekarang online pake canva
  • 2020s (pandemi)
    – Disrupsi industri dan layanan: lottemart 1 minggu ga sampe karna kaget permintaan tinggi
    revoU mulai 19 akhir, 100% online itu ga normal buat orang. Lalu karna pandemi jadi normal.
    Menariknya: sebelum pandemi belanja offline, pas pandemi belanja online naik drastis, setelah pandemi belanja offline lagi.
    Jadinya: karna investasi tinggi saat pandemi, mau ga mau harus layoff.
    – data gathering and intelligence: keputusan perusahaan pake data.
    – viability of niche product: barang-barang yang hanya disukai market kecil jadi bisa bertahan.
    – naiknya waktu online: karna terbiasa saa

Kenapa Perlu Perhatian Sama Trend?

  • Konten Murah, Perhatian yang Mahal
    Dulu karna media sedikit jadi konten mahal. Orang rela lakuin apapun supaya bisa nonton tv pada waktunya.
    Sekarang karna terlalu banyak konten jadi menarik perhatian orang yang sulit.
    Dengan 1 klik bisa pilih apa yang mereka mau. Dengan 1 swipe bisa ninggalin apa yang udah susah kita kerjain.
    Itu disebut lower attention spans.
  • Naiknya Privasi dan Kemanan Data
    Cerita nyata: aku ngobrol sama temen soal rumah lalu iklan rumah muncul terus.
    Razi Thalib juga alami hal sama, setelah dia batuk-batuk. Seharian muncul mulu iklan batuk di tv dan handphonenya.
  • Polarisasi ide dan kepercayaan
    Jadi perlu tertarget, personalisasi, asli (genuine) atau pengalaman unik.
    Sosial media tuh “mau dapatin” perhatian kita. Jadi kalo kita suka A maka konten yang muncul akan selalu A.
    Contoh: Saat pandemi ada 2 kepercayaan, orang yang percaya ada covid-19 dan yang ga percaya. Bahkan meskipun kalo mereka kena, mereka bilang itu cuma demam biasa.

3. Inti dari Marketing Online

Ada 4 channel utama yang perlu kita pahami. Apa aja itu?

1. Search (Pistol Jadul)
SEO perlu konten, artikel dan gambar.

2. Social Media (AK47)
Media sosial darahnya juga konten.

3. CRM (Pistol Modern)
Bayangin seperti ini, ga kenal lalu tukeran nomor. Lalu komunikasi langsung tanpa halangan. Ini adalah komunikasi setelah kita dapat data target market.

4. Content (Content)
Kenapa senjata dan peluru?
Karna memang begitulah adanya, ibarat kita mau nembak target market.

Tujuan Pake 4 Channel Marketing

1. Akuisisi
a. Pembelian pertama
b. Ambil data
– Daftar newsletter
– Buat akun
– Download
c. Instal aplikasi

Awalnya kita ga punya nomornya, ga punya alamtnya. Karna dia udah beli produk kita. Jadi punya datanya.

2. Retensi
a. Cross/Up Selling
Ada yang beli celana, kita jual lagi sabuk.
Ada yang beli sepatu, kita jual lagi kaus kaki.
kita naikkan customer lifetime value.
b. Branding dan engagement
Supaya orang terus ingat sama kita. Kita papar mereka terus dengan konten-konten kita.
Jadi saat nanti mereka punya masalah, mereka ingat kita.

Marketing Funnel

1. Awareness
Lagi nyari headset

2. Interest
Eh ada diskon

3. Desire
Cek review ternyata ok

4. Action
Beli dong

5. Rentention
Kalo besok ada diskon beli aja di toko sama.
Kalo besok ada butuh beli lagi, beli aja di toko sama.

Lewat marketing funnel ada yang namanya Customer Journey.

Contoh Customer Journey & Funnel Visualization

Customer JourneyVisualisasi FunnelEngagement
Nemu iklan
> Lagi browsing/main di medsos
Impresi100.000
Klik linkKlik1.000
Masuk ke website
> pas liat toko online
Sesi900
Liat2 produk
> dia cek2 rinciannya
Sesi intens650
Masuk keranjangAksi200
Klik bayar
> kalo udah sampe titik ini. kenapa dia ga beli?
Initiate Checkout40
BeliKonversi20
SelesaiCuan20
Mulai retensi??

Contoh Flywheel

Apa itu flywheel?

Ini berkaitan sama aktifitas marketing yang tujuan akhirnya adalah pertumbuhan produk/perusahan.

Kuncinya apa?

  1. Delight
    Kalo sakit kepala, trus minum obat. Sembuh.
    Seneng ga?
    Nah itu delight
  2. Attract
    Trus bakal rekomendasiin ke orang lain ga?
    Iya.
    Itu attract customer baru. (organic)
    Bisa juga ini beriklan ya. (paid)
  3. Engage
    Proses kita komunikasi ke target market.
    Beli obat ngobrol bentar, beli.
    Gimana kalo mau beli mobil, ga langsung beli. Proses engage kan panjang.
    Karna uang beli obat dan beli mobil beda. Proses engage ini namanya nge-prospek.

Proses diatas mengubah orang asing > prospek > customer > promoter.

Share this:

by ; Randi Apriyansyah


Terbit

dalam

Tags:

Comments

Leave a Reply