Pendidikan gratis melalui sampah untuk anak pedesaan

Ibu Komang adalah dosen perguruan disalah satu universitas di Bali, beliau menciptakan sebuah kreatifitas yang sangat bermanfaat yaitu pembelajaran gratis menggunakan sampah. Tujuannya adalah untuk mengedukasi anak-anak selain pinter akademik dan juga peduli terhadap lingkungan sekitar. Kegiatan yang dilakukan mulai dari tahun 2016 di setiap harinya ada menari, yoga, go green, seni budaya, dan terakhir pembelajaran berbayar dengan sampah. Tempat belajar awalnya ada di kantor desa tapi sekarang pindah ke bangunan yang bernama Taman Pintar.
Pada desa-desa yang terpelosok pendidikan masih sangat kurang merata. Di desa mengening sangat jauh dari perkotaan dan masih banyak warga yang kurang mampu pendidikan disini sangat rendah. Tidak semua orang tua sadar akan hal penting tentang pendidikan tetapi anak-anak disini didukung oleh para perangkat desa dan juga orang tuanya. Sampah itu seperti polusi tetapi dapat menjadi solusi. Dan sampah sendiri dapat membantu banyak orang jika dikelola dengan benar agar bisa menghasilkan suatu hal yang bernilai tinggi.

Pembelajaran gratis berbayar menggunakan sampah itu dapat diuangkan menjelang hari raya dan bisa ditukar untuk alat tulis dan bisa di olah menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai ekonomis serta bisa juga dijual. Untuk sampah nya sendiri bebas mereka mau membawa sampah organik, non organik atau residu dan kebanyakan yang dibawa adalah sampah berjenis plastik. Tidak semua sampah dapat di daur ulang , kalau sampah yang tidak berharga bisa dijadikan ecobrick. Ecobrick tidak hanya berbentuk ecobrick saja tetapi bisa berbentuk bangku atau meja, banyak hal yang bisa kita buat dari plastik, dan kita selalu memakai tagline polusi menjadi solusi, pada dasarnya dari sampah menjadi suatu keberkahan.

Kami sudah mulai dari sekarang mengawal anak yang berpotensi untuk bisa mendukung mereka mengenyam pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi dan bisa mendapat beasiswa, dan kami sudah mengarahkan yang lainnya untuk sekolah SMP dimana SMA dimana agar lebih terarah dan agar mereka mendapat bantuan untuk biaya pendidikannya. Ketika kita ingin berubah harus ada kemauan dari diri sendiri, niatan dari diri sendiri dan dukungan dari orang lain.

Impian dari ibu Komang sendiri adalah ingin membuat sekolah gratis untuk masyarakat, sekolah yang ingin didirikan ini sebagai sekolah gratis namun orang-orang pasti berpikir kalau ini bulshit, untuk anak-anak yang sekolah disini tidak akan berbayar tetapi kami yang akan mencarikan mereka sponsor untuk biaya sekolah anaknya disini, kegiatan yang saya dirikan ini masih bersifat nonformal tapi bisa dikategorikan sebagai pelajaran tambahan.

Kegiatan ini sudah mulai disebarkan di beberapa kabupaten yang ada di Bali. Motivasi pertama adalah menjadi agen perubahan. Kita sebagai pemuda harus menjadi agen perubahan, pemuda yang ada di Indonesia harus menjadi pemuda pencari solusi agar bisa mengatasi suatu permasalahan. Sebagai generasi muda kalian harus tergerak, bergerak dan menggerakan. Indonesia tidak butuh pemuda pencaci maki, karena Indonesia butuh pemuda pencari solusi.

Terbit

dalam

,

Comments

Leave a Reply