Pembahasan A Silent Voice

Pembahasan A Silent Voice

Pembahasan A Silent Voice

   Cari kata KBBHukum lain?
1-9  A  B  C  D  E  F  G  H  I  J  K  L  M  N  O  P  Q  R  S  T  U  V  W  X  Y  Z

Bagaimana sih cerita A Silent Voice?

Salam #MasBro #MbakBro

Pembahasan A Silent Voice

A Silent Voice: The Movie (bahasa Jepang: 映画 聲の形 Hepburn: Eiga Koe no Katachi, juga diterjemahkan sebagai The Shape of Voice: The Movie) adalah sebuah film dramaremajaanimasi Jepang tahun 2016 yang diproduksi oleh Kyoto Animation, disutradarai oleh Naoko Yamada dan ditulis oleh Reiko Yoshida, menampilkan desain karakter karya Futoshi Nishiya dan musik karya Kensuke Ushio. Film ini diadaptasi dari manga berjudul sama yang ditulis dan diilustrasikan oleh Yoshitoki Ōima. Film ini diputar perdana di Jepang pada tanggal 17 September 2016 dan di seluruh dunia antara bulan Februari dan Juni 2017.

Shōya Ishida bertindak sesuai kemauannya dan berjalan ke tepi jembatan—berniat untuk bunuh diri. Pada menit-menit terakhir, akal sehatnya muncul kembali. Ia kemudian mendengar suara kembang api dan mengingat kembali hari-harinya di sekolah dasar dan peristiwa yang telah membawanya ke titik ini dalam hidupnya.

Pada masa itu, Shōya adalah seorang anak yang acuh tak acuh, memandang teman-temannya sebagai cara untuk menghilangkan kebosanannya. Masuknya seorang siswa baru bernama Shōko Nishimiya ke dalam kelasnya menarik minatnya, ketika Shōko memberi tahu kepada teman sekelasnya bahwa ia tuli. Terlepas dari kecacatannya, ia mencoba yang terbaik untuk hidup normal dan menjalin hubungan dengan teman sekelasnya. Namun, murid-murid lain dan guru percaya bahwa kehadirannya mengganggu keseimbangan sosial, dan Shōya mulai menjahilinya.

Baca Juga
Mengenai Kartu keluarga (KK)
Dasar hukum pinjaman online

Ketika isu penindasan mencapai telinga kepala sekolah, Shōya ditunjuk sebagai pelakunya. Ia menyatakan bahwa beberapa temannya juga ikut mengganggu Shōko, tetapi mereka hanya diam dan berpaling darinya—menolak fakta bahwa mereka ikut terlibat. Dengan segera, teman-teman sekelasnya mulai menindasnya, mirip dengan perlakuan yang ia berikan kepada Shōko. Shōya menyalahkan Shōko dan mereka berdua bertengkar setelah ia melihat Shōko melakukan sesuatu ke mejanya. Shōko kemudian dipindahkan ke sekolah lain, dan ia akhirnya tahu bahwa Shōko menghapus pesan-pesan kebencian yang ditinggalkan teman-teman sekelasnya di atas mejanya. Shōya melihat dirinya sendiri, menyadari status barunya sebagai orang buangan yang tersiksa. Setelah dilempar ke kolam oleh teman-teman sekelasnya, ia menemukan buku catatan Shōko.

Sekarang telah duduk di bangku sekolah menengah, Shōya tetap menjadi orang yang menolak interaksi sosial, dan mulai tumbuh untuk menerima masa lalunya sebagai hukuman. Dengan penuh rasa bersalah dan kecemasan, ia menandai wajah orang-orang di sekitarnya dengan tanda X, tidak bisa menatap mata mereka. Meski demikian, Tomohiro Nagatsuka—seorang siswa penyendiri lainnya, berteman dengannya hingga mencapai titik saat Tomohiro menganggapnya sebagai “teman terbaik”-nya. Shōya mengunjungi pusat bahasa isyarat untuk mengembalikan buku catatan Shōko yang sudah terendam air dengan harapan agar ia bisa menebus kesalahannya. Keduanya mulai sering bertemu di sebuah jembatan, dan menggunakan roti untuk memberi makan ikan koi.

Yuzuru—adik Shōko, sangat meragukan niat Shōya. Suatu hari, Shōya melompat ke sungai setelah Shōko melakukan hal yang sama untuk mengambil buku catatannya yang jatuh—tindakan ini dilarang, dan Yuzuru mengunggah foto Shōya secara daring. Shōya diskors atas tindakannya, dan Yuzuru mengakui bahwa dialah yang mengunggah foto tersebut; ketika ia pingsan, Shōya membawanya untuk menginap di rumahnya. Saat Yuzuru pergi di tengah malam yang berhujan, Shōya mengikutinya dan mengatakan kepadanya bahwa ia benar-benar menyesal atas perlakuannya terhadap Shōko.

Shōko memberi hadiah untuk Shōya dan mengakui perasaannya kepadanya, tetapi karena ia mencoba untuk berbicara dan bukannya menggunakan isyarat tangan, Shōya tidak memahaminya. Khawatir bahwa kesalahpahaman ini membuat Shōko kesal, Shōya mengajaknya untuk pergi ke taman bermain bersamanya dan sekelompok teman sekelasnya. Di sana, Naoka Ueno akhirnya menyuarakan ketidaksukaannya pada Shōko. Di kelas, merasa putus asa untuk tetap tidak bersalah atas penindasan Shōko, Miki Kawai mengekspos masa lalu Shōya kepada para siswa yang masih belum mengetahui peristiwa itu, dan di sisi lain berusaha lepas tangan atas keterlibatannya sendiri. Sekelompok sahabat ini mengalami konfrontasi memanas tentang tingkat tanggung jawab masing-masing dan diakhiri dengan kata-kata Shōya, yang tanpa perasaan menyebut peran mereka saat menindas Shōko.

Untuk menyemangati Shōko setelah kematian neneknya, Shōya membawanya ke wilayah pedesaan, di mana ia mulai memahami betapa Shōko menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi kepadanya. Putus asa untuk meyakinkan dan mengubah pola pikirnya, Shōya berusaha untuk bertemu dengan Yuzuru dan Shōko secara teratur.

Saat festival kembang api, Shōko pulang ke rumah dengan alasan untuk menyelesaikan beberapa tugas sekolah. Shōya mengikuti ketika Yuzuru memintanya untuk mengambil kameranya yang tertinggal. Ketika ia tiba, ia menemukan Shōko telah berdiri di balkon, di ambang usahanya menjatuhkan diri menuju kematiannya.[5] Shōya berhasil meraihnya dan menariknya kembali, tetapi ia sendiri justru tergelincir dan jatuh tepat di sungai, membuatnya koma.

Pada suatu malam, Shōko bermimpi menerima kunjungan perpisahan dari Shōya. Merasa takut, ia berlari ke jembatan di mana mereka biasanya memberi makan koi dan ambruk dalam tangisan. Shōya, terbangun dari komanya dalam keadaan panik, berlari pincang ke jembatan itu dan menemukan Shōko di sana, meringkuk dalam keputusasaan. Ia secara formal meminta maaf kepadanya atas perlakuannya dahulu, dan untuk sedemikian banyak hal yang ia lakukan yang mungkin telah menyebabkan Shōko membenci dirinya sendiri. Shōya meminta Shōko untuk berhenti menyalahkan dirinya sendiri, dan juga mengakui bahwa di saat dirinya sendiri pernah mempertimbangkan untuk menyerah dan mengakhiri hidupnya sendiri, ia memutuskan untuk tidak melakukannya. Shōya kemudian meminta kepada Shōko untuk membantunya terus hidup.

Ketika Shōya pergi ke festival sekolah dengan Shōko, ia mengetahui seberapa banyak teman-temannya dari sekolah dasar yang masih peduli kepadanya, dan mereka semua berdamai. Setelah itu, Shōya meminta teman-temannya untuk pergi ke festival sekolah bersama-sama. Selama festival, Shōya akhirnya mengatasi kesalahan masa lalunya dan akhirnya bisa melihat wajah orang lain, saat ia menangis dan menyadari bahwa ia setidaknya telah menemukan penebusan dan pengampunan atas masa lalunya.

Suka menulis?

Mau menghasilkan dari tulisan mu?
Yuk mulai #hidupdariKARYA
tulisIN apa aja?

Kesimpulan

Nah itulah pembahasan dari anime A Silent Voice , dari kalian ada yang udah nonton anime ini belum? anime ini juga cocok banget buat kamu kalo lagi gabut.

Punya cerita tentang Film ini?
Silahkan komen dibawah ya.

Apapun mesin pencarinya.
kekitaan sumbernya.

Semoga bermanfaat.
Seneng bisa berbagi.

pasangIN iklanmu disini!

GRATIS iklan pertama.
Bonus review produk untuk 27 pengiklan pertama.

Terimakasih
hukumonline.com dibaca 18:27 WIB pada hari Senin tanggal 08 Juni 2020

karya penulis tulis
Yuk mulai #hidupdariKARYA

ata kunci yang sering dicari …
tulisIN, hukumIN, September 2021, September, 2021, Pembahasan A Silent Voice, A Silent Voice, Anime,

Comments

Tinggalkan Balasan