MENUMBUHKAN TELADAN KEPEMIMPINAN DI KALANGAN MAHASISWA
Mahasiswa sebagai agent of change adalah insan muda calon pemimpin (The Future Leader) bangsa. Sebagai seorang the future leader, mahasiswa di tuntut untuk mengembangkan diri dan memupuk benih-benih teladan kepemimpinan (The Leadership) di dalam dirinya.
Ketika isu The Leadership Challenge pertama kali di terbitkan, lebih dari dua decade yang lalu, pesannya mencuat kemana-mana bagaikan mercusuar di pantai karang. Banyak bacaan yang menawarkan kepada masyarakat suatu strategi untuk sukses, tapi melupakan unsure yang paling penting dari kepemimpinan.
John C. Maxwell berpendapat, bahwa unsure utama dalam teladan kepemimpinan yang sesungguhnya adalah hati seorang pelayan. Sementara itu, James Konzes dan Barry Z. Posnet menuliskan ada 5 teladan kepemimpinan, yaitu:
- Menjadi contoh,
- Menginspirasi suatu visi bersama,
- Menantang proses,
- Memampukan orang lain untuk bertindak
- Membangkitkan semangat.
( James Konzes dan Barry Z. Posnet, 2006:3)
Sementara itu, Dino Patti Djalal (Staf khusus kepresidenan) dalam bukunya yang berjudul “Harus Bisa, Seni Memimpin Ala SBY”, memilah kepemimpinan menjadi 6 dimensi, yaitu:
- Memimpin dalam krisis,
- Memimpin dalam perubahan,
- Memimpin rakyat dalam menghadapi tantangan,
- Memimpin dalam membuat keputusan,
- Memimpin di pentas dunia,
- Memimpin diri sendiri.
(Dino Patti Djalal, 2008)
Dalam dinamika kehidupan kemahasiswaan era ini, wacana kepemimpinan menjadi sebuah topik yang tidak lepas dari perbincangan dan diskusi-diskusi dalam berbagai seminar. Sebagai kaum akademisi, mahasiswa hendaknya lebih kritis dalam mengahadapi isu The Future Challenge. Namun yang menjadi persoalan dalam kenyataan sehari-hari, mencari seorang mahasiswa yang memiliki teladan kepemimpinan menjadi suatu hal yang sangat sulit. Inilah yang kita sebut sebagai “crisis of leadership”. Semestinya mahasiswa yang notabene adalah calon pemimpin masa depan harus memampu mengembangkan diri dan memupuk teladan kepemimpinan di dalam dirinya.
Adalah sebuah keprihatinan besar, jika kepemimpinan menjadi hal yang langka dan tidak menarik di kalangan mahasiswa. Sementara unsure teladan kepemimpinan itu sendiri merupakan modal utama dalam pengembangan diri seorang calon pemimpin yang baik dan dicintai oleh rakyatnya. Menurut Sun Tzu (Penulis The Art of War), pemimpin adalah perantara nasib suatu Negara, yaitu seseorang yang akan menentukan apakah suatu Negara akan memperoleh kedamaian atau kehancuran. (James Clavell, 2003:8)
Ada beberapa alas an utama yang menyebabkan terjadinya crisis leadership di kalangan mahasiswa, diantaranya:
1 Kurangnya pendidikan dan pelatihan kepemimpinan bagi mahasiswa, sementara pelatihan kepemimpinan yang ada belum mampu untuk mendidik calon-calon pemimpin yang baik.
2. Peran lembaga kemahasiswaan (BEM, DPM, UKM dll) yang orientasinya telah menyimpang dari tujuan awal lembaga kemahasiswaan.
3. Kurang efektifnya Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LKMM) dalam menyiapkan fungsionaris mahasiswa yang memiliki teladan kepemimpinan.
4. Peningkatan akademik yang tidak diikuti dengan peningkatan pendidikan kepemimpinan bagi mahasiswa.
Bagaimana cara untuk memunculkan dan menumbuhkan teladan kepemimpinan di dalam diri para mahasiswa? Ada beberapa hal penting yang tidak beleh terlepas dari diri kita sekaligus menjadi indicator teladan kempemimpinan di dalam diri kita sendiri. Kunci utama dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan itu adalah dimulai dari dalam diri kita sendiri, cobalah untuk berdamai dengan diri kita. Sebagaimana dimensi kepemimpinan yang ditulisakan oleh Dino Patti Djalal unsure yang ke enam yaitu memimpin diri sendiri. Dalam hal ini berhentilah menyalahkan diri sendiri dan keadaan, karena itu akan menghambat potensi dirimu. (Budi Adipatra dan Eva Yunita, 2006:92)
Dengan memimpin diri kita sendiri, maka unsure kepemimpinan lainnya akan muncul dengan sendirinya. Seperti pepatah Cina kuno, pemimpin yang hebat, bukanlah orang yang mampu memimpin ribuan pasukan di medan parang, tetapi pemimpin yang hebat adalah orang yang mampu memimpin dirinya sendiri. Disamping itu semua, sebagai sebuah stimulus dan pendidikan kepemimpinan, perlu adanya sebuah mata kuliah khusus untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan untuk diajarkan di kampus-kampus, di samping mata kuliah khusus lainnya. Peningkatan peran dan fungsi lembagai kemahasiswaan sebagai lembaga pengukir generasi muda yang memiliki teladan kepemimpinan harus lebih ditingkatkan orientasinya. Dengan ini semua, niscaya beberapa tahun ke depan negeri ini akan dipenuhi oleh generasi muda yang memiliki teladan kepemimpinan.
Sekian tentang MENUMBUHKAN TELADAN KEPEMIMPINAN DI KALANGAN MAHASISWA.
Terima kasih.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.