Konon tteokbokki sudah dinikmati masyarakat Negeri Gingseng itu sejak Dinasti Joseon. Literatur lama menunjukkan bahwa tteokbokki disajikan di istana kerajaan tapi menggunakan saus gungjung. Saus ini merupakan suas yang tidak pedas, dan cita rasanya berbeda dengan saus gochujang. Gungjung terbuat dari kecap, sayuran, dan daging sapi. Saat ini, hidangan tersebut bukan lagi hidangan yang disediakan hanya untuk lingkungan kerajaan, tapi sudah tersedia di restoran, prasmanan hingga warung kaki lima di Korea Selatan
Berbeda dengan versi lama, tteokbokki saat ini dikenal dengan kuahnya yang pedas manis dari saus gochujang. Nah, versi pedas tteokbokki yang kita kenal sekarang ternyata berasal dari ketidaksengajaan. Pada pasca perang Korea, seorang wanita bernama Ma Bok Rim yang tinggal di lingkungan Sindang-dong secara tidak sengaja menjatuhkan garaetteok atau kue beras polos tanpa bumbu, ke dalam semangkuk jajangmyeon atau mie saus kedelai hitam.
Tteokbokki yang muncul dari zaman kerajaan, lalu dimofikasi rasanya pada zaman pasca-perang Korea hingga sampai sekarang dianggap sebagai salah satu makanan jalanan Korea yang paling umum ditemui. Lebih dari setengah abad berlalu sejak terciptanya tteokbokki bercita rasa pedas, sekarang ada lebih banyak variasi baru. Jika kamu bukan penggemar makanan pedas, bisa mencoba carbonara atau kari tteokbokki. Dalam satu mangkuk tteokbokki juga mengandung nilai sejarah, terbukti dari Museum Tteokbokki yang didirikan di Daegu.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.