Kata-Kata Mutiara : Seberapa Berharga Sih Kita Hidup Manusia Itu?

karya henri pham

Mata Ga Diganti Mata dan Nyawa Ga Diganti Nyawa Tapi Salah Diganti Maaf
Tuhan hebat dalam Tugas Muatan lokalNya

Semua masalah itu pasti ada celah
Kita tinggal nemuin aja dimana sisi
Kalo maaf aja bisa selesaiin masalah
Kenapa kita mau dimainin sama emosi

Salam Mas Bro dan Mbak Bro

Pernah lakuin kesalahan dong?

Pernah memaafkan juga dong?

Banyak kata-kata mutiara bisa kita baca dan renungin. Tapi semua itu akan sia-sia kalo pada akhirnya kita ga punya semangat hidup dan semangat hidup. Semangat hidup untuk terus maju meski adalah kesalahan besar terjadi. Ada motivasi hidup untuk jadi pribadi yang lebih baik.

Karna

Sering kali kesalahan menjadi alasan kita untuk “jauh” sama orang lain. Kita lupa saling memaafkan. Bahkan semakin besar kesalahannya itu jadi pembenaran buat kita benci sama orang lain. Kata-kata mutiara untuk nenangin kita ga mempan. Semakin besar dosa masa lalu orang lain semakin besar juga kita diwajarkan buat benci. Mau denger kata bijak kehidupan darimanapun sama aja, mentok semua. Bahkan kalo pun kesalahan dan dosa itu ga menimpa kita. Kita seolah merasa wajar buat mandang si orang itu buruk.

Lalu lebih parah lagi, kita dan temen juga seolah wajar buat bergosip ria. Seolah gosip itu jadi kata-kata penyemangat buat kita. Entah apa motivasi hidup kita. Tapi yang jelas ngomongin keburukan orang lain jadi kebiasaan dan kenikmatan tersendiri.

Kenapa ga secara alami ya, kita terdorong cari tau jalan keluarnya?

Kita terdorong bantu biar orang itu bisa dimaafin?

Kenapa kita ga secara alami buat maafin?

Pernah ga kepikiran sampe disitu?

Seminimalnya kan kita bisa mikirin kata-kata bijak untuk nenangin orang itu. Kita bisa kasih kata-kata motivasi hidup meski dalam tekanan. Seminimalnya meski kata-kata itu ga mempan. Yah, dia merasa ada temen yang pedulilah.

Baca Juga : Jadilah Ahli dan Pakar di Bidang yang Paling Ga Dikuasai Orang Lain

Kata-Kata Mutiara : Seberapa Berharga Sih Kita Hidup Manusia Itu?
karya edwin andrade

Tuhan hebat dalam Tugas Muatan lokalNya

Belum selesai sampe disitu Mas Bro dan Mbak Bro. Itu kan soal kesalahan. Kalo kita teliti, memang dalam sebuah kesalahan ada unsur aktifnya kita. Ga mungkin ada kesalahan kalo kita ga berperan aktif disitu. Lalu gimana dengan perbedaan?

Sekarang kan saking banyaknya manusia. Jadinya tercipta banyak perbedaan. Beda pola pikir dan beda sikap hati adalah perbedaan kita secara umum. Beda warna kulit dan beda bahasa dulu sering jadi perpecahan. Sekarang ada perbedaan negara, beda provinsi, beda kota, dan beda kampung halaman. Dari setiap perbedaan itu terciptalah semakin banyak perbedaan-perbedaan lainnya. Perbedaan suku, budaya, bentuk badan, dan gaya hidup menjadi pemisah.

Kata-kata motivasi dari Mario Teguh ga mempan atas perbedaan-perbedaan itu. Malah perbedaan itu jadi “motivasi terbalik”

Dari banyaknya perbedaan itu terciptalah masalah-masalah kecil. Mulai dari bully disekolah, persaingan antar geng cantik, geng motor, dan akhirnya bentrok antar agama, suku, dan ras.

Kenapa kita harus jadiin perbedaan alasan benci?

Kita bisa sepakat bilang, “ga usah jadiin beda alasan jadi masalah”. Sayangnya ini belum bisa jadi kata motivasi cinta. Motivasi untuk kita saling mencintai satu sama lain. Kita ga bisa bilang, “jangan merasa saling berbeda-beda”. Karna memang kita udah berbeda darisononya. Tampang mah ga bisa diapa-apain. Mau dikaish kata motivasi hidup gimanapun, pede-pede ajalah sama tampang sendiri. Suku, agama, ras, dan masa lalu kita memang ga bisa diubah. Jadi beda itu ga usah dilawan. Kita harus belajar menerima.

Pemahaman ini harus menjadi kata mutiara kehidupan untuk kita. Kalo perbedaan untuk jadiin kawan bukan lawan.

Karna ga ada hal apapun didunia yang sama persis bahkan kembar pun ga. Pasti ada perbedannya. Itulah Tuhan hebat dalam tugas muatan lokalNya.

Nah, ini bisa menjadi kata-kata semangat untuk pikiran kita.

Dari semua perbedaan itu sebenernya ada 1 persamaan yang sama persis tapi beda. Kita seharusnya merasa senasib dan sepenanggungan. Karna semua sama-sama pernah lakuin kesalahan. Semua orang sama-sama ga mau lakuin kesalahan. Semua orang sama-sama mau berubah lebih baik. Itu persamaannya. Nah, bedanya kesalahan-kesalahan itu berbeda. Udah itu aja.

Dulu karna pola pikir manusia masih sempit. Manusia dulu belum punya semangat hidup kebersamaan sama orang lain. Masih kebanyakan peduli sama kelompok masing-masing. Sekarang kan lebih luas lagi. Kita bisa saling berbagi kata-kata motivasi hidup dan kata-kata penyemangat. Kita bisa saling nguatin. Dalam keluarga orang tua kasih kata bijak kehidupan sama anaknya. Sesama temen bisa kasih kata mutiara kehidupan. Lalu antara pasangan bisa saling kasih kata-kata bijak cinta dan kata-kata motivasi cinta.

Meski sekarang mita perlu belajar menerima satu sama lain. Setidaknya kita mau mencoba. Meski kita masih sangat egois. Kita pelan-pelan sadari sama ga ada persis. Beda itu wajar.

Kalo dulu kan, ada yang lakuin kesalahan. Harus dapat balasan yang sama persis. Sampe akhirnya ketika kita sendiri yang lakuin kesalahan. Kita baru sadar kalo diganti sama persis itu ga baik juga, TERNYATA.

Bukan kata-kata bijak, kalo mata diganti mata. Ga sengaja melukai orang lain trus kita lukain balik?

Ga kan?

Sempit banget.

SALAH BESAR kan?

Lebih baik kalo salah saling memberi kata-kata semangat. Sesama temen dulu temenan lalu ada salah dan jadi musuhan?

Mending saling menerima dan saling kasih kata-kata motivasi untuk saling nguatin dan akui kesalahan masing-masing. Dalam keluarga meski anak salah dan orangtua salah, baiknya saling kasih kata-kata motivasi hidup dan saling memaafkan. Kesalahan orangtua jadi pelajaran buat anak dan kesalahan anak jadi pelajaran untuk orangtua. Biar bisa mendidik lebih baik lagi. Lalu akhirnya juga, sesama pasangan saling akui kesalahan. Lalu saling memberikan kata-kata motivasi cinta dan kata-kata bijak cinta biar saling nguatini?

Jangan pas masih jadian mesra banget. Eh, pas udah bubar, bentroknya juga “mesra”.

Sekarang zamannya mata ga diganti mata dan nyawa ga diganti nyawa tapi salah diganti maaf. Itulah seharusnya yang menjadi konsep hidup kita saat ini.

Kita boleh aja lakuin kesalahan tapi kita tetep bisa lanjut hidup. Bukan terkurung dalam galau.

Lalu gimana caranya kita bisa menerima kesalahan orang lain?

Gimana cara renungin kesalahan, biar kita bisa berubah?

Baca Juga : Lakuin Dengan Segenap Hati Ga Cukup, Lakuin Seperti Buat Tuhan Bukan Manusia

karya aziz acharki

Kata-Kata Mutiara : Seberapa Berharga Sih Kita Hidup Manusia Itu?

Kalo kita buat contoh ciptain sesuatu. Kita masing-masing adalah seniman dibidangnya masing-masing. Ga usah muluk-muluk ngomongin ciptain lagu, lukisan, patung, dan karya seni lainnya. Ada banyak seni-seni kecil yang kita lakuin tiap hari. Mahasiswa adalah seniman di akhir bulan. Murid, SD, SMP, dan SMA adalah seniman dibawah kursinya dengan permen karet dan sampah-sampahnya. Semua orang adalah seniman ketika kebelet buang angin ditengah banyak orang.

Nah, begitu juga hubungan antara manusia dengan kesalahannya. Sebenernya itu adalah seni yang gagal kita ubah jadi indah.

Kalo bisa berpikir sedalam itu. Kita ambil hubungan antara Tuhan sama manusia ya. Tuhan ciptain manusia dan sebanyak apapun kesalahan kita, kita ga tau-tau matikan?

Sebesar apapun kesalahan kita, kita masih aja dikasih untuk berubah kan?

Nah, baiknya kita memandang kesalahan sendiri juga begitu. Cukup pasang pola pikir dan sikap hati, jangan ulangi kesalahan dan perbaikin. Udah itu aja.

Lalu sesama manusia, kita saling menerima satu sama lain. Kita sesama manusia harus saling menghargai satu sama lain. Karna kalo ditanya seberapa berharga sih kita manusia itu?

Seberapapun besar dan banyaknya salah kita manusia, selalu ada kesempatan dari Tuhan untuk perbaiki diri.

Itu kan sikap baik ya?

Dan sikap baik ya ditiru ya kan?

Jadi kenapa kita ga saling menerima satu sama lain. Karna beda kita sama Tuhan adalah Tuhan ga salah lakuin manusia. Nah, kita bisa saling salah, lalu kenapa sok menghakimi orang lain?

#

Jangan sampe matahari terbit sebelum padam amarah.

#

Bahasanya adalah jangan sampe matahari terbit. Bukan sebelum padam amarah. Jadi kita yang harus kerja keras sebelum matahari terbit. Sebelum kita memulai awalan baru. Maka semua hitam yang lama harus udah berubah jadi putih.

Susah?

#MulaiAjaDulu lalu perbaiki kemudian.

Seneng bisa berbagi.

Semoga bermanfaat.

Mauliate

Pada akhirnya ga ada yang bisa dipaksa
Semua akhirrnya tergantung sama kita
Kita mau ambil keputusan ato putus asa
Dan akhirnya hidup kita bisa tertata

Rumah Syahdan, Kemanggisan
20180711 1207WIB Rabu
TulisanKita

Sumber Tulisan
Pengalaman Penulis

Sumber Gambar
unsplash.com dibuka pukul 14:09 WIB pada Hari Rabu tanggal 11 Juli 2018

Comments

2 tanggapan untuk “Kata-Kata Mutiara : Seberapa Berharga Sih Kita Hidup Manusia Itu?”

  1. Avatar Intan Rastini

    Terima kasih ya motivasi hidupnya untuk menerima perbedaan dan kesalahan.
    Kebanyakan orang tidak tanggap akan perbedaan, maunya disama ratakan.

    1. Avatar kekitaan
      kekitaan

      Salam Mbak Bro Intan Rastini
      Wah, sama-sama Mbak Bro.
      Kayaknya ada pengalaman nih ya?
      Mauliate
      Terimakasih

Tinggalkan Balasan