👁️0x 💬0 🕗00:00 menit
karya penulis tulis
Yuk mulai #hidupdariKARYA
Cerita pendek itu apa sih…?
Cerita pendek (cerpen) adalah salah satu jenis prosa yang isi ceritanya bukan kejadian nyata dan hanya dibuat-buat. Jumlah kata di dalam cerita pendek tidak lebih dari 10.000 kata. Penulisan cerita pendek menggunakan gaya bahasa yang naratif, padat dan langsung kepada inti cerita.
SEJARAHNYA ATAU ASAL USULNYA CERITA PENDEK
Cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama. Adapun irama tersebut berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan. Fabel, yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral di dalamnya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temuan seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia sering kali diartikan cerita tentang binatang sebagai pemeran (tokoh) utama. Cerita fabel yang populer misalnya Kisah Si Kancil, dan sebagainya. Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda. Sage merupakan cerita kepahlawanan misalnya Joko Dolog. Mite atau mitos lebih mengarah pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu, contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebagai sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat, contohnya Banyuwangi. Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan. Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang menjadi cerita-cerita tertulis pada awal abad ke-14, terutama sekali dengan terbitnya karya Geoffrey Chaucer Canterbury Tales dan karya Giovanni Boccaccio Decameron. Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang terpisah (yang merentang dari anekdot lucu ke fiksi sastra yang dikarang dengan baik), yang ditempatkan di dalam cerita naratif yang lebih besar (sebuah cerita kerangka), meskipun perangkat cerita kerangka tidak diadopsi oleh semua penulis. Pada akhir abad ke-16, sebagian dari cerita-cerita pendek yang paling populer di Eropa adalah “novella” kelam yang tragis karya Matteo Bandello (khususnya dalam terjemahan Prancisnya). Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada cerita-cerita pendek. Pada pertengahan abad ke-17 di Prancis terjadi perkembangan novel pendek yang diperhalus, “nouvelle”, oleh pengarang-pengarang seperti Madame de Lafayette. Pada 1690-an, dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yang paling terkenal adalah karya Charles Perrault). Munculnya terjemahan modern pertama Seribu Satu Malam karya Antoine Galland (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12) menimbulkan pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot dan lain-lainnya pada abad ke-18.
PERBEDAAN CERITA PENDEK DAN NOVAL
Cerita pendek merupakan jenis prosa fiksi yang dibaca selesai sekali duduk berkisar antara setengah jam sampai dua jam sedangkan untuk membaca novel membutuhkan waktu lebih dari dua jam. Umumnya panjang cerita kurang dari 10.000 kata. Di lain sisi, panjang novel lebih dari 10.000 kata. Tema dalam cerita pendek hanya berisi satu tema karena berkaitan dengan keadaan plot dan pelaku yang terbatas. Sementara itu, novel menawarkan lebih dari satu tema yaitu satu tema utama dan tema-tema tambahan. Jika penokohan dalam cerpen sifatnya terbatas maka hal ini tidak berlaku dalam novel. Cerita pendek menggunakan pelukisan latar secara garis besar saja sedangkan penulisan latar dalam novel memerlukan detail khusus tentang keadaan luar misalnya tentang kondisi tempat dan sosial. Setiap rangkaian peristiwa dalam novel disusun sedemikian rupa karena novel terbagi atas bab dan masing-masing bab memiliki cerita yang berbeda-beda. Cerita pendek memiliki plot tunggal hanya terdiri atas satu urutan peristiwa yang terjadi darimana saja. Karena memiliki plot tunggal, maka konflik dan klimaks yang ditimbulkan pun bersifat tunggal. Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita pendek lebih efisien dibandingkan dengan novel. Pengarang memilih diksi, kalimat hingga onomatope secara lebih efisien. Dalam cerpen kecermatan memilih diksi lebih kental daripada sebuah novel.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Cerita_pendek
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.