Apakah sudah saatnya Melamar Kematian

Apakah sudah saatnya Melamar Kematian

Sekian sudah manusia hidup, pertanyaanya apakah ini sudah saatnya ? melamar kematian ?

Manusia yang penuh dosa melamar mu wahai kematian…
Dengan sejuta kata merayu tuhan dipersembahkan
Kamu tak terima ? itu wajar karena diri ini penuh dosa
Apalagi yang harus kuperbuat jikalau nafsu terus berdatang menghilangkan rasa santun, menghilangkan kesopanan, menghilangkan asusila
Menyetubuhi, merasuk akal sehat seorang hamba, tak lagi berfungsi
Mati tak seindah sinaran pagi, lebih baik terkujur kaku kembali ke pangkuan ilahi
Tak lagi menjadi sang idaman, bahkan gejolak perubahan takpernah menelan

Kala itu ku ingat kita bercumbu menikmati gelapnya 1×4 meter kuburan
Munkar nakir menjadi saksi cinta kita..
Betapa menegangkan sosok hitam penuh manja
Merintih sedih menjadi kata manis pembuka pembicaraan
Dilanjut dengan keringat yang membanjiri kubur menjadi kolam hangat pelebur dosa
Ekspresi mu yang datar seolah membuka gerbang neraka tempat kediaman
Elegi sunyi poros dunia biasa saja
Yang ada hanya sorak metamorfosa batin siksa
ku termenung, mungkin seperti ini gambarannya..
yaa.. Mungkin kita tidak mengetahui berapa lama lagi, menjemput mahar, atau dijemput ajal ? mengapa demikian ? karena manusia sudah seperti binatang.. menggunakan nafsu demi hasrat kepentinganya, berlomba untuk terlihat berkelas, namun nyatanya ada rintihan tangis ayah bunda mengutip sebutir nasi untuk memperpanjang hidup kita..

Mungkin sudah saatnya, manusia mempersiapkan keranda untuk membungkus semua hasratnya, mulai terbiasa dengan alunan rintih dosa yang ia lakukan, dan tenang bersama kematian..

Sekian tentang Apakah sudah saatnya Melamar Kematian.

Terima kasih.

Unsplash.com


Terbit

dalam

oleh

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan