SURAU KELAM
Aku mengerang pada kubangan barak kumuh,
Ketika senja kelabu seperti hantu,
Dan ratapan angin membuat kelu;
guliran waktu yang kian ganas.
Sayup desauan teduh mengalun sendu,
Berdenyut dari nada ketir yang terpetik,
Bagaikan bunyi gong bertabuh lirih;
Dan sedikitpun tak ada pesona tarian gembira.
Sementara langkah gontai sang matahari,
Ingin kembali ke peraduannya dengan damai.
Jutaan insan terbujur kaku dan sekarat perlahan,
Tampak seperti gelimangan mayat di depan mata,
Semarak keanggunannya kering-kerontang,
Opium genggamannya makam kosong;
Sosok tubuh molek dan menawan,
Mengkerut keriput dan menua;
Lalu, semua mengurung diri dalam jeruji ketakutan.
Sontak, mendengkur keras lolongan di sela-sela,
Helai rerumputan kering yang meranggas,
Menghempaskan segala sisa beban derita;
Saat seorang ibu muda, cantik dan rupawan,
Sudah memutuskan untuk melempar bayinya
Ke atas kepekatan yang tak terperikan.
Hanya bergeming dan bergeleng kepala,
Ketika ditanya lolongan apa itu.
Terkubur di dalam batin,
Yang Adam maupun yang Hawa;
Sudah tak layak bersenda-gurau tentang hidup,
Aku tak sanggup berpikir melintasinya.
Baca Juga
ELEGI ANAK LARA
Jadilah Seperti Bunga di Taman
Punya cerita tentang tulisan ini?
Silahkan komen dibawah ya.
Apapun mesin pencarinya.
kekitaan sumbernya.
Semoga bermanfaat.
Seneng bisa berbagi.
pasangIN iklanmu disini!
GRATIS iklan pertama.
Bonus review produk untuk 27 pengiklan pertama.
Terimakasih
canva.com dibuka pukul 08:40 WIB pada hari Kamis tanggal 11 November 2021
karya penulis tulis
Yuk mulai #hidupdariKARYA
Kata kunci lain yang sering dicari…
tulisIN, November 2021, November, 2021,
Mario_A.R, SURAU KELAM,
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.