Salam #MasBro #MbakBro
Apa makanan khas Maluku dan Papua kesukaanmu?
Papeda, makanan Khas Maluku dan Papua, mau tau lebih banyak tentang Papeda? Saya akan memberi sedikit penjelasannya….
Papeda merupakan makanan khas masyarakat Papua, Maluku, dan beberapa daerah di Sulawesi. Papeda berbahan dasar sagu, papeda bertekstur menyerupai lem atau gel berwarna putih bening. Dalam bahasa Inanwatan atau bahasa Papua, papeda disebut dengan ‘dao’.
Rasanya yang tawar membuat papeda cocok jika disajikan dengan ikan tongkol yang dibumbui dengan kunyit atau bersama dengan kuah kuning. Papeda juga kerap dinikmati dengan sayur yang diolah dari daun melinjo muda (sayur ganemo)
Menurut sejarah, papeda terkenal luas dalam masyarakat adat Sentanu dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, juga Manokwari. Makanan kenyal ini sering dihidangkan saat acara-acara penting di wilayah Papua, Maluku, dan sekitarnya. Sehingga tidak heran jika papeda menjadi salah satu warisan kuliner Nusantara yang khas.
Sebagai makanan tradisional yang khas, papeda menyimpan riwayat sejarah. Masyarakat adat Papua begitu menghormati sagu lebih dari sekadar makanan lezat. Suku-suku di Papua mengenal mitologi sagu dengan kisah penjelmaan manusia.
Oleh masyarakat Raja Ampat, sagu sudah dianggap sebagai sesuatu yang begitu istimewa. Itulah sebabnya, saat memanen sagu mereka acap menggelar upacara khusus sebagai rasa syukur dan penghormatan akan hasil panen (sagu) yang melimpah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh keluarga di sana.
Bubur papeda juga kerap kali muncul pada upacara adat Papua, yakni Watani Kame. Upacara tersebut dilakukan sebagai tanda berakhirnya siklus kematian seseorang. Nantinya, papeda dibagikan paling banyak kepada relasi yang sangat membantu pada upacara Watani Kame tersebut.
Masyarakat Papua, Maluku dan sekitarnya menjadikan papeda sebagai makanan pokok mereka. Proses mengolah sagu menjadi bubur papeda membutuhkan perkakas belanga. Lalu, saat air mendidih dituangkan ke dalam saripati sagu sambil diaduk sampai mengental dan terjadi perubahan warna, yaitu dari putih menjadi bening keabu-abuan. Pengadukan dalam proses ini harus searah sampai tekstur benar-benar merata menjadi bubur lem.
Sepasang sumpit atau dua garpu khusus digunakan untuk mengambil dan menyantap papeda. Caranya dengan menggulung-gulung hingga bubur papeda melingkari sumpit atau garpu, lalu diletakkan di piring dan siap disantap bersama kuah kuning. Tak perlu dikunyah, menyantap papeda dapat langsung diseruput dan ditelan.
Warisan kuliner asal Papua dan Maluku yang satu ini memiliki berbagai manfaat yang berguna bagi kesehatan tubuh. Selain kaya serat, papeda juga rendah kolestrol dan bernutrisi. Papeda memiliki nutria esensial seperti protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, dan lain-lain. Bahkan, rutin mengkonsumsi papeda dapat meningkatkan kekebalan dan daya tahan tubuh, serta mengurangi resiko terjadinya kanker usus, hingga membersihkan paru-paru.
Sayangnya, makanan khas tanah Papua dan Maluku ini mulai sulit ditemukan, bahkan di daerah asalnya pun sudah mulai jarang dihidangkan sebagai makanan sehari-hari. Tetapi, jangan sedih, karena kelezatan papeda tidak hanya terkenal di Papua dan Maluku, karena di beberapa tempat makan Jakarta juga menyuguhkan papeda. Misalnya di kawasan Kelapa Gading ada Restoran Yougwa yang merupakan cabang dari Restoran Yougwa cabang Danau Sentani, Jayapura. Kini, papeda juga kerap dijadikan cemilan atau jajanan yang dijajakan pedagang kaki lima.
Apa makanan khas Maluku dan Papua yang kau sukai?Udah pernah cari ulasannya ga?
Coba cari di website ini?
Kalo belum ada, silahkan daftar disini.
Mau tanya? klik kekitaan.com/mauNULIS
Wuhuiii.
Akhirnya selesai juga ya.
Seneng bisa berbagi.
Pasti bermanfaat.
Sumber Tulisan
indonesia.go.id pukul 08.00 WIB pada hari Jum’at tanggal 4 Juni 2021
Kata kunci lain yang sering dicari … Oktober, Oktober 2021, Papeda, Makanan Khas Maluku dan Papua
pasangIN iklanmu disini!
GRATIS iklan pertama.
Bonus review produk untuk 27 pengiklan pertama.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.