Halo semuanya perkenalkan nama saya Muhamad Dwi Putra, disini saya akan menceritakan sedikit tentang kehidupan saya yang penuh dengan cobaan.
Saya adalah seorang anak muda yang belajar di suatu sekolah SMK yang ada di Bogor. Saya lahir dan dibesarkan di sebuah pedesaan, yang memiliki sebuah cita-cita yaitu menjadi orang yang sukses. Ayahnya saya adalah seorang pengusaha warung grosir, sementara ibu saya seorang yang mengurus rumah tangga.
Sumber : kompasiana.com
Sejak kecil, saya sering merasakan tekanan kehidupan ekonomi keluarga. Pendidikan tinggi menjadi impian, tetapi keterbatasan finansial menjadi hambatan. Meskipun demikian, saya tekun belajar dan mencoba memanfaatkan setiap peluang pendidikan yang ada. Pada usia remaja, saya mengalami kehilangan yang mendalam ketika kakek saya meninggal akibat penyakit yang dideritanya. Kehilangan ini menjadi cobaan berat bagi saya dan keluarga saya.
Tidak lama setelah kematian kakek saya, saya mengalami cobaan lagi namun kehilangan ini tidak begitu menyakitkan yaitu kehilangan sebuah motor yang baru dibeli cash. Motor itu baru dibeli dan tidak berselang lama setelah membeli motor, motor tersebut telah hilang dicuri. Saya dan keluarga saya tidak melaporkannya kepada pihak polisi, dikarenakan jika ingin membuat laporan harus ada bukti supaya cepat ditangkap pelakunya. Karena saya tidak ada bukti jadi keluarga saya memutuskan untuk tidak melaporkannya.
Sumber : washilah.com
Setelah kejadian kehilangan motor, beberapa bulan kemudian nenek saya meninggal, nenek saya meninggal memang karena umurnya yang sudah tua. Kehilangan seorang nenek itu adalah cobaan yang terberat, karena sesosok nenek itu sama dengan sesosok ibu. Meninggalnya sesosok nenek itu sempat membuat hidup saya tidak berarti, karena sudah tidak ada lagi yang menyayangi setulus dia dan setulus seorang ibu. Namun seorang ibu menyadarkan saya bahwa semua manusia itu pasti mati, dan tidak ada orang yang hidup kekal di dunia, kecuali hidup kekal di akhirat.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.