Dua Pintu Satu Cinta

Hujan turun begitu lebat malam ini. Gemuruh guntur memecahkan keheningan malam yang semakin dingin. “Hana” gadis jelita berusia 18 tahun ini tak bisa menepis dinginnya udara hingga ia terlelap dalam selimut yang tebal. Malam semakin larut, dan hujanpun mulai berhenti. Jam dinding menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Hana  yang terlelap dalam mimpinya, tersentak bangun karena alarm jamnya berbunyi. Dengan malasnya Hana bangun dan mematikan alarm itu, lalu tibur lagi. Belum beberapa lama handphone Hana berbunyi, telpon dari Hafa, sahabat terbaik Hana. Hana mengangkat  telpon itu dengan setengah hati.

“Jelekkkkkk bangunnnn, pasti belum bangun..bangun..bangun..bangun, waktunya sholat..!!!”  teriak Hafa dalam telpon.

“Ahhh….kamu thu!!! Bisa gak sich gak triak-triak, kuping aku sakit tau.” Gerutu Hana.

“He…he….he… makanya cepatan bangun, keburu subuh lho…!!!”

“Iya…ya…! Bawelll !!! dah tutup telponya.” Dengan nada sedikit jengkel Hana menutup telponnya.

Begitulah Hafa dan Hana tiap harinya. Hampir dua tahun mereka menjalin persahabatan. Saling terbuka, berbagi, bercanda, menjaga satu sama lain, menghibur  dan saling mengerti. Ikatan batin mereka pun cukup kuat, tidak ada yang mampu membuat persahabatan mereka retak. Persahabatan yang indah, dan harmonis yang diwarnai dengan pertengkaran dan perdebatan kecil setiap kalinya. Pertengkaran dan perdebatan kecil itulah yang membuat mereka semakin akrab dan saling memiliki satu sama lain.

Bagi Hana, satu-satunya orang yang dia percaya sepenuhnya dalam hidupnya. Rasa kepercayaan Hana kepada Hafa melebihi kepercayaan Hana pada keluarganya. Hana bukan tipe orang yang bisa begitu saja percaya kepada orang lain, meskipun itu keluarganya sendiri. Namun kepada Hafa, Hana memberikan kepercayaan penuh kepadanya. 

Hingga suatu hari, Hafa bilang pada Hana klo ada cewek yang menyukainya. Hafa memberi tahu Hana, dan meminta saran. Sebagai sahabat. Hana hanya bisa mendukung keputusan sahabatnya itu. Entah perasaan apa yang menyelimuti Hana, perasaan takut kehilangan dan perasaan yang tidak pernah Hana rasakan sebelumnya. Hana menyadari  klo dirinya telah jatuh cinta pada sahabatnya itu sejak lama, tapi ia tak menyadarinya. Hana tahu perasaannya ini salah, karena tak mampu menahannya, Hana memutuskan untuk menjauhi sahabatnya itu.

Malam itu terjadi pertengkaran hebat antara Hafa dan Hana, sampai membuat penyakit Hana kambuh dan di bawa ke UGD. Saat itulah Hafa dan Hana menyadari klo mereka saling menyayangi sejak lama. Tapi mereka tak menyadari ada cinta dalam persahabatan mereka. Tapi semua terlambat, karna Hafa sudah terlanjur menjadi milik orang lain. Hafa meminta Hana untuk menunggunya, karena dia yakin seatu hari nanti, Tuhan akan menyatukan cinta mereka.

Mereka sepakat untuk tetap menjadi sahabat seperti dulu, dengan perasaan yang tersimpan. Tapi persahabatan mereka tidak berjalan mulus. Mereka selalu bertengkar hebat, tidak ada rasa memahami sama sekali seperti dulu, tapi mereka tetap saling memiliki.

Hafa mengenalkan teman sekolahnya kepada Hana. Namanya Doni, dia orang yang baik dan religius. Hana mulai bersahabat dengannya. Gosip menyebar antara Doni dan Hana, Karena Doni menyukai Hana. kedekatan Hana dan Doni membuat Hafa terganggu. Hafa menanyakan perasaan Hana pada Doni.

“Han….!!!! kamu sayank kan ma aku?” Hana terkejut mendengarkan pertanyaan sahabatnya itu.

“ Jawab Han…!!!plis!

“iya jelek, aku sayank banget ma kamu! Kok nanya gitu?”

“Doni beneran suaka ma kamu lho? Kamu gimana?”

“Jelek…dia thu Cuma sahabat aku, dan kamu adalah cintaku.” Mendengar jawaban Hana, Hafa pun tersenyum,

“Kamu yang sabar yaa, aku dah putus dengan Yana, tapi aku masih deket ma dia. Dia sakit jantung. kamu ngerti kan.!”

“iya”

Kesepakatan mereka tuk tetap menjadi sahabat tak semulus yang mereka bayangkan. Hana mulai tak tahan dengan sikap Hafa yang tak tegas sebagai cowok. Pertengkaran demi pertengkaran tak dapat di hindari, hingga Hana tahu klo Hafa membohonginya. Selama bersahabat Hafa tak pernah menbohonginya, dan itu sangat membuatnya terpukul. Hana sadar diri  bahwa dirinya ditempatkan pada posisi orang ketiga. Ia sangat kecewa dan sakit hati. Sama sekali tak menyangka Hafa tega membahongi dia. Hana meminta Hafa memilih antara dia dan Yana. Tapi Hafa tak bisa memilih.

“Yaa udah gak pa-pa, biar aku yang mundur. Ni juga kesalahanku kok. Makasihnya atas semua yang udah kamu lakuin selama ni. Aku percaya padamu Fa, kamu minta aku menuggu, aku menunggu, kamu minta aku bersabar, aku dah bersabar, tapi satu kesalahan yang tak bisa ku maafkan. Kamu dah boongi aku tentang status pacaranmu dengan Yana. Kamu bilang kamu dah putus, tapi kamu masih ma dia. Hebat yaa! Akau salut ma kamu.. mulai sekarang aku mohon jangan pernah hubungi aku lgi, aku gak mau jdi sahabatmu lagi aku benci ma kamu, aku kecewa ma kamu Fa!!!” Hana pergi meninggalkan Hafa.

“ Han…….!!!!”

Hati Hana benar-benar hancur, selama ini dia tak pernah jatuh cinta pada siapapun, ni pukulan terbesar yang iya alami seumur hidupnya. Berhari-hari Hana mengurung diri. Jadi pendiam, murung, dan menangis. Ia sangat terpukul. Di satu sisi dia sangat mencintai sahabatnya itu,tapi di sisi lain dia sakit karena merasa dibohongi dan dikhianati. Sama sekali tak menyangka, cinta pertama dalam hidupnya akan seperti ini.

Doni menyadari kegelisahan Hana, dialah orang yang selalu menghibur Hana, dialah yang memberi kekuatan pada Hana untuk bangkit. Doni tak ingin Hana terpuruk karna kesalahan sahabatnya itu. Kehadiran Doni dalam keterpurukan Hana sangat berarti buat Hana. Perlahan dia mulai bangkit berkat Doni. Sedikit tawa terhias di bibir Hana. Doni  yang menemani Hana dalam hari-harinya yang kelam dan berubah menjadi terang. Biarpun luka masih terasa, tapi Doni mampu menyakinkan Hana tentang kekuatan dirinya. Hana mulai menjalani hari-hari nya seperti dulu. Ia  mulai menata hatinya, dan mulai mengubur semua cintanya. Ia benci pada cintanya, an ia memutuskan tuk tidak jatuh cinta lagi.

Perlahan Hana mulai memaafkan kesalahan Hafa. Ia sudah menganggapnya sebagai shabatnya yang dulu. Tapi Hana tak mau memberikan hatinya lagi. Hafa tahu Hana dan Doni semakin dekat, bahkan dikira sudah jadian. Hana menjelaskannya pada Hafa, tapi ia menegaskan akan perasaannya.tidak dengan Hafa maupun doni.

Doni masuk dalam kehidupan  Hana, menggantikan posisi Hafa. Namun tiada yang tahu, Hana  tak akan pernah menggantikan posisi Hafa dalam hatinya. Dia hanya akan menyimpan rasa cintanya itu dalam hati.Doni pun mengerti hal itu,dan merekapun bersahabat.

Tiga bulan kemudian Hana pergi keluar kota untuk melanjutkan studinya. Hana menghilangkan jejaknya dari Hafa maupun Doni, dan memulai kehidupannya yang baru. Hana  akan menyimpan cintanya pada Hafa untuk selamanya. Meski Hafa tak melakukan itu untuknya.


Terbit

dalam

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan