AMALAN AMALAN 10 HARI TERAKHIR RAMADHAN
1) Meningkatkan Ibadah dan Lebih Semangat
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha berkata,
“Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersungguh-sungguh dalam beribadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan melebihi waktu yang lainnya.” [HR. Muslim]
“Dianjurkan untuk semangat beribadah di siang hari seperti semangat di malam hari.” [Lathooiful Ma’aarif, hal. 204]
Ibadah yang ditekankan di sini adalah ibadah-ibadah yang bersifat pribadi, seperti sholat-sholat sunnah, membaca Al-Qur’an, doa, dzikir, istighfar, taubat dan yang semisalnya di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
2) Lebih Fokus Ibadah dan Mengajak Keluarga
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha berkata,
“Nabi shallallahu’alaihi wa sallam apabila masuk sepuluh hari terakhir Ramadhan maka beliau mengencangkan sarungnya (tidak berhubungan suami istri), menghidupkan malamnya (dengan memperbanyak ibadah) dan membangunkan keluarganya (untuk ibadah).” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
3) I’tikaf 10 Hari Terakhir Ramadhan
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha berkata,
“Bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam melakukan i’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau, kemudian istri-istri beliau masih melakukan i’tikaf sepeninggal beliau.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Maksud dan hikmah i’tikaf adalah,
تسليم المعتكف: نفسه، وروحه، وقلبه، وجسده بالكلية إلى
عبادة هللا تعالى، طلباً لرضاه، والفوز بجنته، وارتفاع
الدرجات عنده تعالى، وإبعاد النفس من شغل الدنيا التي هي
مانعة عما يطلبه العبد من التقرب إلى هللا عز وجل
“Orang yang beri’tikaf menyerahkan dirinya, ruhnya, hatinya dan jasadnya secara totalitas untuk beribadah kepada Allah ta’ala, demi mencari ridho-Nya, menggapai kebahagian di surga-Nya, terangkat derajat di sisi-Nya dan menjauhkan diri dari semua kesibukan dunia yang dapat menghalangi seorang hamba untuk berusaha mendekatkan diri kepada Allah ‘azza wa jalla.” [Ash-Shiyaamu fil Islam, hal. 459]
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
“Makna i’tikaf dan hakikatnya adalah memutuskan semua interaksi dengan makhluk demi menyambung hubungan dengan khidmah (beribadah secara totalitas) kepada Al-Khaliq.” [Lathooiful Maarif, hal. 191]
4) Meningkatkan Sholat Tarawih Terutama saat Lailatul Qodr
Sahabat yang Mulia An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhuma berkata,
“Kami sholat bersama Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di bulan Ramadhan malam ke 23 sampai sepertiga malam yang pertama, kemudian kami sholat lagi bersama beliau malam ke 25 sampai pertengahan malam, kemudian kami sholat lagi bersama beliau malam ke 27 (sampai akhir malam) hingga kami mengira bahwa kami tidak akan sempat makan sahur.” [HR. An-Nasaai, Sholatut Tarawih,hal 10]
5) Doa Lailatul Qodr
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha berkata,
“Wahai Rasulullah, doa apakah yang aku baca apabila aku mendapati lailatul qadr?
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Engkau mengucapkan,
‘Allahumma innaka ‘Afuwwun tuhibbul ’afwa fa’fu anniy’
(Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi mencintai pemaafan, maafkanlah aku).” [HR. Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah, Ash-Shahihah: 3337]
Wallahu A’lam.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.