Ustad Milenial
Hari demi hari dunia perfilman setiap bulan Ramadhan pasti menyajikan sebuah film khusus salah satunya yaitu Ustad Milenial ini.
Dari pada penasaran mari simak alur film berikut ini.
Jadi ini menceritakan Ahmad (Arbani Yasiz), seorang pria yang baru lulus dari pesantren Gontor dan mendapatkan kesempatan melanjutkan beasiswa ke Mesir. Saat hendak berangkat, ayahnya meninggal dunia.
Ahmad pun mendapatkan fakta baru bahwa usaha workshop kayu yang sudah di bangun ayahnya sejak dulu, terancam bangkrut. Usaha workshop-nya memiliki hutang hingga dua miliar. Dia pun memilih untuk mengundurkan niatnya ke Kairo demi menyelesaikan kewajiban orangtuanya.
Dalam perjalanannya menyelesaikan kesulitan usaha workshop, banyak cerita yang coba ditampilkan dalam serial ini. Tentang kisah cinta, tentang kemanusiaan, bisnis, dan tentunya tentang keagamaan yang dibungkus secara menarik dan ringan.
Seperti halnya serial Ramadan lainnya, serial ini juga menyelipkan pesan-pesan Islami yang disebarkan lewat adegan dan dialog. Menariknya, dalam empat episode yang telah tayang, pesan-pesan tersebut disampaikan secara terbuka dan cukup bergizi.
Beberapa di antaranya, yakni tentang riba, utang piutang, menghargai wanita, pernikahan, dan banyak lagi. Semua ditampilkan dengan berani lewat lisan dari Ahmad, sang lulusan pesantren yang berdakwah secara jujur.
Keterbukaan itu yang akhirnya berhasil menyentuh hati penonton. Pesan kebaikannya berhasil tersampaikan dengan baik sedikit demi sedikit tanpa menggurui penonton.
Ustad Milenial mencoba mengembangkan sebuah cerita yang dekat dengan masyarakat Indonesia. Serial ini mengulik tentang kehidupan masyarakat menengah di Indonesia pada umumnya. Dengan logat Yogyakarta yang dituturkan secara natural oleh para karakternya, kisah-kisah yang disampaikan juga relate dan menghangatkan hati.
Terutama, kisah antara orangtua-anak dan kakak-adik, semua bisa ditampilkan secara natural. Bahkan kegelisahan Ahmad sebagai anak sulung yang punya tanggung jawab lebih dalam keluarga, barangkali bisa dirasakan oleh banyak anak sulung di luar sana.
Meski serial ini punya cerita yang ringan dan punya banyak adegan yang cukup dekat dengan remaja Indonesia, konflik yang coba disuguhkan semakin rumit tiap episode.
Mulai dari fakta utang perusahaan yang membengkak, potensi kisah cinta segitiga antara Ahmad-Khadijah-Susan, sampai kehadiran Timbo (teman semasa kecil Ahmad) yang justru menambah polemik dalam kehidupannya. Jadi, siap-siap dibuat kesal, deg-degan, tertawa, hingga haru lewat serial Ustad Milenial ini.
Serial ini disutradarai oleh Hestu Saputra dan Eko Kristianto. Walau berbentuk serial, keduanya begitu serius dalam meramu gambar. Mereka menempatkan kamera di tempat-tempat yang apik dan memilih warna dengan ciamik. Semua latarnya dilakukan di Yogyakarta, termasuk lokasi-lokasi wisata di kota tersebut.
Saking seriusnya, Ustad Milenial jadi salah satu serial termahal yang pernah digarap WeTV. “Ini series termahal ya, tapi dalam artian mahalnya pada nilai yang terkandungnya dan edukasinya,” ungkap Lesley Simpson dalam diskusi bersama media di kantor WeTV, (15/4).
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.