karya penulis tulis
Yuk mulai #hidupdariKARYA
Salam #MasBro #MbakBro
Berikut 7 Puisi Terbaik Sapardi Djoko Damono
7 Puisi Terbaik Sapardi Djoko Damono
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia kerap dipanggil dengan singkatan namanya, SDD. Ia adalah putra pertama pasangan Sadyoko dan Saparian
1. Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
2. Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
3. Pada Suatu Hari Nanti
Pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau tak akan kurelakan sendiri
Pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati
pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau tak akan letih-letihnya kucari.
4. Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari
Waktu berjalan ke Barat di waktu pagi hari matahari mengikutiku di belakang
Aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan
Aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang
aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan
5. Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta
Mencintai angin harus menjadi siut
Mencintai air harus menjadi ricik
Mencintai gunung harus menjadi terjal
Mencintai api harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala harus menebas jarak
Mencintai-Mu harus menjelma aku
Baca Juga
1. 5 Lagu Tulus yang Bisa jadi Motivasi Berkarya
2. 4 Lagu Olivia Rodrigo yang Sedang Hype Saat Ini
6. Hatiku Selembar Daun
Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput
nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring di sini
ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput
sesaat adalah abadi sebelum kausapu tamanmu setiap pagi
7. Hatiku Selembar Daun
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu.
Kita abadi.
Gimana menurut #MasBro #MbakBro?
Masih ada pertanyaan?
Silahkan tanya di komentar ya.
Seneng bisa berbagi.
Pasti bermanfaat.
<< Sebelumnya
Kerja Keras Ga Selalu Hasilkan Beras
Selanjutnya >>
Angkat Tangan Menang Turun Tangan Kalah
Suka menulis?
Silahkan daftar untuk mulai menulis.
Mari #HIDUPdariKARYA
Mau tanya? klik kekitaan.com/mauNULIS
Terimakasih
canva.com dibuka pukul 13.00 WIB pada Hari Kamis tanggal 27 Mei April 2021
style.tribunnews.com dibuka pukul 12.20 WIB pada Hari Kamis tanggal 27 Mei 2021
Kata kunci lain yang sering dicari…
tulisIN,
7 Puisi Terbaik Sapardi Djoko Damono, Sapardi Djoko Damono, Hujan Bukan Juni, Aku Ingin, Pada Suatu Hari Nanti, Berjalan Ke Barat Di Waktu Pagi Hari, Sajak – Sajak Kecil Tentang Cinta, Hatiku Selembar Daun, Yang Fana Adalah Waktu.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.