Suku Muna | Sulawesi Tenggara

Yuk hidup dari karya, MENULIS SEKARANG↗️

Suku Muna atau Wuna adalah suku yang mendiami Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Dari bentuk tubuh, tengkorak, warna kulit (coklat tua/hitam), dan rambut (keriting/ikal) terlihat bahwa orang Muna asli lebih dekat ke suku-suku Polynesia dan Melanesia di Pasifik dan Australia ketimbang ke Melayu. Hal ini diperkuat dengan kedekatannya dengan tipikal manusianya dan kebudayaan suku-suku di Nusa Tenggara Timur dan Pulau Timor dan Flores umumnya. Motif sarung tenunan di NTT dan motif sarung muna sangat mirip yaitu garis-garis horisontal dengan warna-warna dasar seperti kuning, hijau, merah, dan hitam. Bentuk ikat kepala juga memiliki kemiripan satu sama lain. Orang Muna juga memiliki kemiripan fisik dengan suku Aborigin di Australia. Sejak dahulu hingga sekarang nelayan-nelayan Muna sering mencari ikan atau teripang hingga ke perairan Darwin. Telah beberapa kali Nelayan Muna ditangkap di perairan ini oleh pemerintah Australia. Kebiasaan ini boleh jadi menunjukkan adanya hubungan tradisional antara orang Muna dengan suku asli Australia: Aborigin.

Upacara Karia

Pada Masyarakat Muna terdapat upacara lingkaran hidup dalam kehidupan individunya, yang dimulai dari upacara kelahiran sampai sampai pada upacara kematian. Untuk melaksanaka upacara tersebut seorang individu harus melalui tahap-tahap. Salah satu tahap tersebut adalah tahap peralihan masa kanak-kanak kemasa dewasa khususnya wanita ada upacara yang mereka sebut upacara Karia.

Upacara karia merupakan upacara yang sangat penting dalam rangka upacara-upacara adat disepanjang hidup individu pada masyarakat Muna. Upacara karia merupakan upacara inisiasi yang dilakukan kepada setiap wanita yang memasuki usia dewasa. Menurut pemahaman Masyarakat Muna, bahwa seorang wanita tidak boleh menikah jika belum melalui proses upacara Karia. Jika dilanggar, akan merasa tersisih dan akan dikucilkan dalam masyarakatnya.

Tradisi Kasambu

Tradisi Kasambu merupakan tradisi turun temurun yang diadakan oleh masyarakat suku Muna, Sulawesi Tenggara. Tradisi ini merupakan bentuk syukuran terhadap kesalamatan seorang Istri yang akan melahirakan anaknya. Tradisi ini biasa diadakan menjelang kelahiran, biasanya pada bulan ke-7 atau bulan ke-8. Prosesi kasambu dimulai dengan kedua pasangan suami -istri saling menyuapi. Sekali menyuap harus dimakan satu kali atau dihabisi, bila tidak maka sisanya diberikan kepada anak disekitarnya yang telah dipersiapkan. Anak yang dipersiapkan ini diambil dari keluarga dekat. Pekerjaan menyuapi kemudian dilanjutkan oleh anggota keluarga lain kepada pasangan tersebut. Makna lahiryah prosesi ini, yaitu menyatukan kedua keluarga pihak suami dan istri, sedangkan makna batinyah merupakan wahana perkenalan bagi si janin terhadap lingkungan keluarga kelak ia akan dilahirkan. Tradisi ini ditutup dengan pembacaan doa selamat yang dipimpin oleh seorang pejabat agama setempat/pemuka agama/imam.

Masih ada pertanyaan?
Masih butuh informasi lainnya?
Silahkan chat sama mimin kita, buat minta dibuatin tulisannya ya kekitaan.com/ButuhTulisan

Seneng bisa berbagi.
Pasti bermanfaat.

Suka menulis?
Silahkan daftar untuk menulis tentang fakta Indonesia lainnya.
Sama seperti di youtube #MasBro #MbakBro akan mendapatkan penghasilan dari views.
Mari #HIDUPdariKARYA
Mau tanya? klik
 kekitaan.com/mauNULIS

Terimakasih
id.wikipedia.org dibuka pukul 12:27 WIB pada Hari Senin tanggal 16 November 2020

Rujukan

Kata kunci lain yang sering dicari … suku muna, suku muna di sulawesi tenggara, suku di sulawesi tenggara, suku di provinsi sulawesi tenggara, suku di sulawesi, suku di pulau sulawesi, suku indonesia, suku di indonesia

Comments

Leave a Reply