Corona

SALAH BESAR : Jangan Terlalu Berharap Nanti Malah Kecewa : #BelajarHidup

karya ian espinosa

Kenapa Orang Ga Mau Terlalu Berharap?
Gimana Caranya Biar Berharap dan Kuat Meski Kecewa?

Ga usahlah pusing-pusing mikirin si dia
Ga akan jauh-jauh pergi dari Indonesia
Harapan berbanding lurus sama bahagia
Itu salah satu nikmatnya hidup didunia

Salam Mas Bro dan Mbak Bro

Pernah berharap dan kecewa?

Pas banget Mas Bro dan Mbak Bro, kita bakal obrolin itu sekarang. Tapi sebelum terlalu dalam ngobrolnya kita bahas apa pengertian dari berharap dan harapan itu ya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berharap dan harapan itu berasal dari kata dasar harap.

1.Harap;

Defenisi harap adalah mohon, minta, dan hendaklah. Pengertian harap bisa juga keinginan supaya sesuatu itu terjadi.

2.Berharap

Sedangkan pengertian berharap adalah berkeinginan supaya terjadi sesuatu dan meminta supaya.

3.Harapan

Lalu pengertian harapan adalah sesuatu yang (dapat/bisa) diharapin. Bisa juga suatu keinginan supaya menjadi kenyataan. Defenisi harapan juga bisa berarti orang yang diharapin ato dipercaya.

Sampe bagian defenisi dan pergertian diatas. Kita udah berada dipemahaman yang sama ya Mas Bro dan Mbak Bro.

Kita lanjut.

Obrolan kita kali ini muncul karna sering baca status dan denger cerita temen “Jangan terlaly berharap nanti malah kecewa”. Katanya kalo harapan terlalu besar nanti kecewa berat. Jadi mending ga usah terlalu berharap biar ga terlalu kecewa banget. Kalo dapat ya syukur kalo ga ya gapapa.

Apalagi untuk urusan hati, cinta, dan masa depan ya. Kata berharap dan terlalu berharap menjadi sangat sensitif.

Mas Bro dan Mbak Bro, termasuk tim yang mana?

Tim berharap ato tim biasa-biasa aja?

Silahkan kasih komentar dibawah ya.

Baca Juga : Motivasi Menata Hidup Kembali Bukan Sekedar Kata-Kata Bijak

karya bryan minear

Kenapa Orang Ga Mau Terlalu Berharap?

Media sosial saat ini menjadi gambar tentang cinta kita. Media sosial menjadi perwakilan isi hati dan pikiran kita. Banyak kata-kata kecewa, kata-kata sedih, kata-kata sakit hati, kata-kata marah, dan kata-kata kesal yang muncul setiap detik. Media sosial menjadi temen curhat yang siap terima apa aja baik dan buruknya kita. Jadinya orang lebih suka main di media sosial daripada didunia nyata. Jadinya kebanyakan orang lebih suka ngobrol sama media sosial daripada sama manusia.

Apa yang salah?

Karna kita ga bisa lebih baik daripada benda mati.

Media sosial bisa terima siapapun apa adanya. Dan kita manusia “seolah-oleh” sempurna dan hanya bisa menerima “baiknya” orang lain.

Kita harus sama-sama sadari ga ada yang lepas dari kesalahan. Ga ada yang sempurna. Karna itulah kita harus saling menerima apa adanya. Dunia ini aja ga sempurna awalnya. Karna ada manusia membuatnya semakin sempurna meski belum 100%. Karna itu didunia ini kita perlu keluarga dan tempat ibadah.

Jadi keluarga dan tempat ibadah bukan tempat orang sempurna dan penjara adalah tempat orang sakit. Justru keluarga dan tempat ibadah adalah rumah sakit. Tempat orang-orang ga sempurna saling menyembuhkan. Itulah kehidupan.

Jangan salah kaprah.

Keluarga = tempat ibadah.

Keluarga adalah tempat untuk selalu kembali. Saat kita merasa ga diterima diluar sana. Keluarga bukan tempat banding-bangingin kita lebih baik dari orang lain. Keluarga bukan tempat menghina orang yang bukan anggota keluarga. Keluarga adalah tempat semua rasa ditumpahin. Keluarga adalah tempat

Udah kah kita bersikap seperti keluarga?

Udah kah kita menjadi keluarga buat orang lain?

Lalu, kenapa orang ga mau terlalu berharap?

Karna lingkungannya ga mendukungnya untuk berharap. Karna lingkungannya ga mendukungnya saat kecewa. Kita malah ketawa saat temen jatuh. Kalo kita jatuh bareng sih ga apa-apa ya. Kita harusnya ga tertawa saat yang lain sedih dan ga sedih saat yang lain tertawa. Semua kata-kata kecewa, kata-kata sedih, kata-kata sakit hati, kata-kata marah, dan kata-kata kesal ga seharusnya muncul disaat yang ga tepat.

Kita ga harus sakit bareng, kalo sama-sama sakit siapa yang rawat. Tapi kita harus sama-sama seneng.

Lingkungan yang sehat kayak gitulah yang kita butuhin. Lingkungan yang mendukunglah yang membuat kita pelan-pelan menjadi kuat. Saat kecewa kita saling nguatin meski dikecewain orang lain. Bahkan meski kecewa sama orang terdekat. Saat kita kecewa kita harus berani bilang, “aku pulang tanpa dendam, berharap kau setia suatu saat nanti”.

Ga mudah memang. Semua itu butuh dibiasain. Sama seperti kita dulu percaya sama orang terdekat dan malah dikecewain. Kita kayak ga percaya. Kita ga terbiasa sama rasa ga percaya sama dia. Karna udah saling percaya lama.

Berharap itu harus.

Bukannya lebih bermanfaat berharap daripada sadar akan kecewa?

Bukannya lebih enak mikirin hal baik daripada hal buruk?

Baca Juga : Memberi Itu Bisa Apa Aja Kapan Aja Dimana Aja

karya cherry laithang

SALAH BESAR : Jangan Terlalu Berharap Nanti Malah Kecewa

Mari kita awali dengan perkataan pengharapan itu ga pernah ngecewain.

Seperti kita singgung diawal harapan adalah doa. Harapan pasti yang baik-baik dong. Baik buat semua orang, baik untuk aku, dia, mereka, dan kita. Kalo ada harapan yang egois hanya untuk kebaikannya dan buruk buat orang lain. Itu bukan harapan.

Misalnya mobil tiba-tiba rem blong, kita berdoa biar diselamatin. “Tuhan, aku masih mau hidup. Aku satu-satunya hidup dari berlima di mobil gpp. Nanti saat aku selamat aku akan menghibur keluarga temen-temenku.” Doanya baik tapi bener.

Nah, karna ada harapan akan masa depan yang lebih baik. Maka kita berusaha untuk wujudinnya. Berusaha wujudinnya ga bisa sendirian. Kita harus bersama wujudinnya harapannya kita dan orang lain. Ingat, orang sakit saling menyembuhkan.

Orang yang bilang jangan terlalu berharap dan takut kecewa itu. Bukan karna ga bisa berharap dan sekedar takut kecewa. Tapi saat kecewanya itu ga ada orang yang nemenin. ITU AJA.

Itu kenapa kalo ga ada orang sehat mau nemenin. Orang sakit harus bisa saling nguatin.

Jadi kalo ada yang merasa kecewa sama harapannya. SALAH BESAR.

Hidup kita ini sinetron Indonesia yang bersambung. Tapi ga pake alay ya. Selalu berakhir bahagia. Kalo berakhir ga bahagia, tegang, dan ngeselin itu masih bersambung.

Saat harapan ga sesuai kenyataan. Coba periksa. Jangan-jangan harapan kita yang salah. Jangan-jangan cara kita yang salah. Jangan-jangan waktu dan tempat kita salah. Kita sepakat dong waktu, tempat, dan “siapa”nya Tuhan ga pernah salah.

Pernah nih disuatu pagi tahun 2016 di sebuah rumah di Semarang. Tumben-tumbennya nih kita bangun pagi. Pemulung udah bekerja keras di tempat sampah depan kantor.

Orang pengen kaya tapi kok ga kaya. Orang kerja keras tapi kok ga kaya-kaya. Siapa sih yang paling kerja keras pemulung ato pekerja kantoran?

Bukan maksudnya pemulung ga bisa kaya. Tapi kenyataan ini bisa menjadi contoh buat kita.

Selanjutnya …

Bukan juga berarti saat harapannya orang terkabul. Itu udah pasti bener.

Ada keluarga temen yang kaya ditengah lingkungan yang sederhana. Eh, setelah lama salah satu orangtunya harus masuk penjara. Cara kayanya salah.

Sekali lagi. Kita sepakat dong waktu, tempat, dan “siapa”nya Tuhan ga pernah salah. Sepakat dong dengan pengharapan itu ga pernah ngecewain.

Kita harus sadari. Kita ga mau berharap sebenernya bukan karna ga mau berharap.

Justru karna ga ada dorongan buat tetep berharap.

Baiklah, kita mau terus berharap Mas Bro dan Mbak Bro.

Trus gimana kalo masih kecewa aja. Siapa yang kuat kalo kecewa trus?

Jawabannya ga ada.

Ga ada yang kuat hadapi momen-momen kecewanya sendiri.

Tapi

Baca Juga : Mulai Aja Dulu Lalu Perbaiki Kemudian

karya nadine shaabana

Gimana Caranya Biar Berharap dan Kuat Meski Kecewa?

Jawabannya cuma 1 kita butuh temen. Hadapi masa-masa berharap dan masa-masa kecewa kita butuh ditemenin. Siapapun itu, entah itu sekedar temen ato keluarga. Ga jadi masalah siapapun. Asal mau saling berharap dan saling mendukung. Karna temen dan keluarga juga bisa kecewain kita kan.

Itu kenapa kita perlu sosok yang nguatin kita. Kita cuma perlu sosok yang nemenin kita lalui masa-masa itu. Kita perlu pribadi yang mau berkorban untuk kita. Kita ga perlu yang sempurna dan baiknya ga ketulungan. Cukup pribadi yang mau terima kita apa adanya.

Jadi kalo ditanya gimana caranya biar bisa terus berharap?

Iya berharap aja. Pikirin cuma hal-hal baik untuk kita, temen, keluarga dan masa depan kita.

Trus gimana caranya kuat kalo kecewa?

Cari pribadi yang bisa nemenin kita dimasa-masa berharap itu. Cari pribadi yang bisa nemenin kita saat masa-masa kecewa.

Emang ada yang kayak gitu?

Ada kok selalu disekitar kita. Ada tapi kita kurang perhatian sama Dia. Cuma kitanya aja yang perlu membuka hati dan pikiran kita.

#

Kita cuma perlu PERCAYA aja. Kalo pengharapanNya ga pernah dan ga akan pernah ngecewain.

#

Semoga bermanfaat

Seneng bisa berbagi.

Mauliate

Kuatin dan teguhinlah hati
Kita ga jalan hanya sendiri
Kita cukup jalan berhati-hati
Akhirnya kita senyum berseri

Rumah Syahdan, Kemanggisan
20180805 0638WIB
Tulisan Kita

Sumber Tulisan
Pengalaman Penulis

Sumber Gambar
unsplash.com dibuka pukul 06:36 WIB pada hari Minggu, 05 Agustus 2018

Comments

Satu tanggapan untuk “SALAH BESAR : Jangan Terlalu Berharap Nanti Malah Kecewa : #BelajarHidup”

Tinggalkan Balasan