PII Gandeng IDI Akan Mewujudkan RI Mandiri di Bidang Kesehatan

Indonesia impor alat kesehatan dari luar negeri yang terbilang cukup besar menjadi perhatian banyak pihak.  80% alat kesehatan diimpor dari luar negeri, nilainya mencapai Rp35 triliun. Heru Dewanto sebagai Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mengatakan pandemi Covid-19 ini membuka mata semua pihak, bahwa Indonesia masih ketergantungan alat kesehatan dari luar negeri.  Pada kurun waktu yang sama, belanja produk dalam negri hanya mencapai 12 persennya saja, setara dengan Rp5 triliun. Sementara pada kurun waktu Mei 2020 hingga Mei 2021, nilai impornya mencapai Rp12,5 triliun.

Pandemi ini membuka pentingnya peran insinyur, dalam mendukung para dokter, sehingga kedua-duanya bisa menjadi pilar utama dalam perang melawan pandemi. Kolaborasi Insinyur dengan dokter adalah persyaratan mutlak bagi kemandirian industri kesehatan nasional.

Indonesia masih ketergantungan alat kesehatan dari luar negeri Oleh karena itu, PII berkomitmen untuk melakukan tindakan permasalahan kesehatan di Indonesia, salah satunya dengan menyelenggarakan kegiatan learning center, sebagai upaya membekali para insinyur dalam menghadapi masa pandemi Covid- 19.

tidak mudah untuk menanggulangi permasalahan tersebut. target ideal menurut Heru adalah meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) alkes, sebesar 5% setiap tahunnya. sangat disayangkan alat kesehatan hasil inovasi anak negeri terkadang tidak begitu dibutuhkan oleh rumah sakit sehingga tingkat penyerapannya rendah.

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Mohammad Faqih mengatakan, pihaknya akan berupaya menanggulangi ketergantungan indonesia terhadap alkes luar negeri.

Daeng menuturkan alkes hasil inovasi anak negeri terkadang tidak begitu dibutuhkan oleh rumah sakit sehingga tingkat penyerapannya rendah. Selain itu, alkes hasil inovasi anak negeri juga memiliki permasalahan di bidang standarisasi, dan harganya tidak bersaing.


Terbit

dalam

,

Comments

Leave a Reply