pembacaan puisi

Menikmati Pembacaan Puisi

Menikmati Pembacaan Puisi. Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang tersusun atas bait dan menggunakan bahasa yang singkat, padat dan penuh makna. Karena tuntutan puisi tersebutlah, sehingga seorang penyair diharuskan mampu memilih kata-kata sehingga pesan dapat disampaikan dengan sangat indah. Sehingga untuk memahami sebuah puisi diharuskan mampu memahami setiap makna baik yang tersirat maupun yang tersurat.

Menikmati sebuah puisi tidak terlepas dengan kegiatan membaca puisi. Jika kegiatan itu tidak untuk dipentaskan dalam sebuah acara pembacaan puisi, cukuplah menikmati puisi dengan memahami artinya. Tetapi jika kegiatan membaca puisi dimaksudkan sebagai pentas pembacaan puisi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Keindahan sebuah puisi tidak hanya terlihat dalam pilihan kata saja tetapi bagaimana puisi itu bisa dinikmati ketika ditampilkan dalam sebuah pertunjukan pembacaan puisi.

Intonasi dan Volume

Membaca puisi termasuk kegiatan membaca indah. Keindahan membaca puisi tentunya tidak untuk di dengarkan pembacanya sendiri tetapi untuk dinikmati oleh orang lain. Karenanya, saat membaca puisi volume suara harus dapat terdengar oleh pendengar, selemah apapun volume itu.

Selain volume, intonasi juga sangat penting dalam membaca puisi. Intonasi yang tepat saat membaca puisi ini menunjukkan pemahaman pembacanya akan puisi yang dibaca. Puisi menjadi tidak datar dan terasa keindahannya.

Ekspresi Wajah/ Mimik

Pembaca puisi dapat dikatakan sebagai wakil penyair untuk menyampaikan pesan. Sehingga seorang pembaca puisi hendaknya memposisikan dirinya sebagai penyair. Pemahaman yang baik terhadap makna kata dalam puisi akan membantu pembaca puisi untuk mengekspresikan lewat guratan-guratan dan perubahan wajahnya. Karenanya, seorang pembaca puisi hendaknya mampu mengekspresikan setiap suasana puisi yang dibawakannya. Ia harus memahami bagaimana ekspresi wajah marah, sedih, gembira maupun kecewa.

Kinesik/ Kinestetik

Gerakan saat membaca puisi juga dapat membantu pembaca dalam menyampaikan pesan atau amanah puisi. Karena fungsi kinesik menekankan pesan yang disampaikan, maka gerakan tubuh yang muncul merupakan cerminan dari pemahaman pembaca dalam memaknai puisi. Sehingga kesan gerakan yang dibuat-buat tidak terlihat oleh pendengar ataupun pemirsa. 

Dengan memahami hal-hal di atas pembacaan puisi selain estetik, enak didengar dan dilihat juga akan mampu menyampaikan kesan, pesan dan amanat puisi.


Terbit

dalam

oleh

Tags: