Ku Titipkan Pesanku Lewat Tuhan karya lovely_hana22 ceritaIN-karya kekitaan - karya selesaiin masalah

Ku Titipkan Pesanku Lewat Tuhan

Ku Titipkan Pesanku Lewat Tuhan

ceritaIN | Judul
1-9   A   B   C   D   E   F   G   H   I   J   K   L   M   N   O   P   Q   R   S   T   U   V   W   X   Y   Z

Cerpen romance

Langkah kaki ini terasa sangat ringan, ingin rasanya aku buru-buru ke Panti Asuhan dan bertemu adik-adik panti. Hari ini adalah hari pertamaku mengabdi dipanti Asuhan Aisyah. Aku bersama tiga temanku sudah tiba di depan pintu gerbang masuk panti. Rasa was-was, nerveos dan gugup menyelimuti kami. Takut jika kehadiran kami tidak diterima. Namun keraguan itu kami pupuskan, kami melangkah dan memasuki gerbang panti asuhan. Respon yang kami terima sangat berbeda dari yang kami kira. Semua menyambut kami dengan bahagia dan antusias. Aku merasa sangat lega begitupun dengan teman-temanku. Setiap malam aku bersama teman-temanku ke panti untuk membantu adik-adik panti belajar. Hampir satu pekan kami menjadi tenaga sukarelawan untuk mengajar adik-adik panti, suanana akrab dan nyaman terjalin dengan baik.

Berbeda dari suasana sebelumnya, hari ini kamu dan teman-temanmu datang dan akan menjadi tenaga sukarelawan untuk mengajar adik-adik panti selama satu bulan karena tugas dari universitasmu. Sebelum kamu dan teman-temanmu datang, abah sudah memberitahuku kami akan kehadiranmu, namun aku tak pernah menyangka, saat itulah aku mengenalmu. Entah kenapa hati ini tiba-tiba saja bergejolak ketika aku melihatmu, apa yang terjadi dengan hati ini. Aku tak mengerti dan tak tahu menahu tentang rasa yang tiba-tiba menyelinap masuk dalam sanubariku.  Aku sama sekali tidak mengenalmu, tapi ketika kau datang bersama dengan teman-temanmu, hatiku tiba-tiba melihatmu. Ada suatu gejolak yang tak bisa aku tahan, dan aku benci perasaan itu. Perasaan yang selalu aku hindari, perasaan yang aku takuti, dan perasaan yang pada akhirnya membuatku sakit.

Hari kedua setelah kedatanganmu, suasan panti menjadi sedikit heboh, karena adik-adik berantusias menunggu kehadiranmu dan teman-temanmu. aku tertawa sendiri melihat tingkah adik-adik panti dan berusaha menfokuskan mereka untuk belajar. Suara sepeda motor di tempat parkiran membuat suansana malam itu semakin ribut. Adik-adik berlari menuju parkiran dan menghampirimu dan teman-temanmu. Salah satu adik panti menarikmu dan memintamu untuk mengajarnya. Tanpa berdaya dan perlawanan, kamu memenuhi permintaannya dan duduk bersebelahan denganku. Kamu tersenyum dan menyapaku. Akupun hanya balik tersenyum kepadamu tanpa mampu berkata apa-apa. Dengan segera aku mengalihkan perhatianku pada tugas sekolah milik adik panti yang sedang bersamaku. Aku tak bertanya siapa namamu, dan kaupun juga tak bertanya siapa diriku. Disaat-saat ini aku benar-benar tak ingin menganggapmu ada.

Sampai hari ketiga aku baru mengetahui namamu lewat adik-adik panti. “Mas Robbi” begitu adik-adik panti memanggilmu. Teman-temanmu juga memanggilmu Robbi. Ketika aku mengetahuinya, seketika itu juga aku berfikir dalam hatiku ”oooo..ternyata namamu Robbi”, dan aku tersenyum dengan hal gila yang ada dalam fikiranku. Hari itu kau hanya tersenyum padaku dan aku membalas senyummu. Dan entah kenapa aku ingin mengenalmu lebih jauh.

Suka menulis?

Mau menghasilkan dari tulisan mu?
Yuk mulai #hidupdariKARYA
tulisIN apa aja?

_”_

Esok harinya aku melihatmu dan teman-temanmu datang, namun tak sebanyak kemarin. Kenapa? itu yang ada dalam hatiku. Lamunanku terpecah ketika Riska adik yang ku damping bertanya.

“Kak Fin, klo soal ini gimana jawabnya?” Riska menunjukkan Soal matematika kepadaku. Lamunanku terbuyar dan aku cepat menjawab pertanyaan Riska.  “Fina” begitulah teman-teman memanggilku. Salah satu mahasiswa jurusan psikologi di Universitas Islam Malang. Aku tinggal tak jauh dari panti asuhan, sehingga aku bisa datang kepanti setiapa hari. Sudah hampir sepekan keberadaanmu dan teman-temanmu. Aku akrab dengan beberapa temanmu, namun sama sekali tidak berani mendekatimu.

Aku memberanikan bertanya kepada teman-temanmu, kenapa hanya sebagian yang datang. Pertanyaan dalam hatiku terjawab ketika temanmu bercerita tentang pembagian waktu mengajar kalian. Dan yang ku herankan, kenapa kamu setiap harinya datang. Sedangkan ketua kamu sendiri hanya datang dua hari dalam seminggu.

Jawaban kenapa teman-temanmu bergantian tiap hari, sudah aku temukan. Namun jawaban kenapa kau setiap hari datang bahkan disaat bukan jadwalmu, itu yang membuatku penasaran.

Ulang Tahun pernikahan Abah dan Umi (pemilik Panti asuhan), acara yang hanya diisi dengan pembacaan tahlil dan shalawat, membuatku terkagum-kagum. Suara rebana dan alunan shalawat, membuat hati ini merasa bahagia. Azka, salah satu adik panti yang masih kecil, dia mendekatiku dan manja ke aku. Aku senang karena aku sangat menyukai anak kecil. Azka semakin membuatku nyaman berada di Panti. Di acara tahlilan, Azka duduk dipangkuanku. Namun setelah acara selesai, Dia mendekatimu, dan lengket terhadapmu. Aku melihatmu memperlakukan Azka dengan baik, seolah kau juga menyukai anak kecil. Dan entah kenapa aku senang melihatnya. Karena Azka aku bisa mengobrol denganmu, karena Azka aku mempunyai alasan untuk mengobrol denganmu.

Hari ke hari, adik-adik mulai mengosipkanku denganmu, karena Azka. Aku tertawa kecil dalam hati. Aku menyukai gosip itu, dan berharap kau juga menyukainya. Namun karena gossip itu aku semakin tak berani mendekatimu. Sampai akhir pun aku merasa canggung terhadapmu.

Aku mendapatkan semua biodata tentang dirimu. Dimana kamu tinggal, kapan kamu lahir, dan tak pernah ku sangka, aku lebih tua darimu. Aku tersenyum dalam hatiku ketika aku mebaca biodatamu. Aku meng-add facebook mu dan kita berteman. Aku melihat koleksi foto-fotomu, dan aku tahu satu hal.”Aaaa…kamu menyukai petualangan”. foto-fotomu penuh dengan pemandangan pegunungan, kamu menyukai climbing, dan itu terekam dibenakku. Diam-diam aku mengambil fotomu di facebook. Aku tahu aku salah karena mengambinya tampa izin. Maaf itu yang ingin ku sampaikan.

Aku mencarimu diam-diam disetiap rombongan temanmu yang datang. Ketika kamu tidak datang, aku selalu ingin tahu kenapa. Tapi aku tidak perlu bertanya, karena dengan spontan adik-adik dan temanmu memberitahuku. Aku tertawa heran, dengan semua sikap mereka. Tapi aku menyukainya.

Lambat hari, gosip tentang mu dan aku mulai tergantikan dengan gossip ku dengan temanmu. Aku selalu menanggapi dengan santai gosip yang menimpaku. Karena ulah adik-adik tidak usah dianggap serius. Celotehan adik yang terus memojokkanku ku tanggapi dengan santai dan bercanda. namun hatiku sedikit tergoyah ketika aku menyadari sesuatu. aku mulai menyadari tatapan mata dan kedekatanmu dengan temanmu. Aku menangkap sebuah rasa dihati temanmu. Dan aku hanya berfikir.”aaaa… mungkin kalian saling menyukai”. Sedikit rasa menggangguku, namun aku mampu mengendalikan perasaanku sendiri. Selain itu aku menyukai temanmu itu karena dia baik dan lebih ramah dibanding teman-teman wanita di tim mu. Aku hanya berfikir, “aku hanya menyukaimu hanya dalam hatiku, dan aku ingin melihatmu bahagia dengan orang lain. Dia lebih cocok denganmu.” Aku tersenyum mendengar pemikiranku itu. Pemikiran konyol yang aku lakukan.

Hari terakhir kau mengabdi di Panti, diacara perpisahanmu aku datang. Mungkin ini yang terakhir kalinya aku melihatmu. Dan aku mengucapkan selamat tinggal pada kalian. Ada seluit rasa duka yang menyelimuti hatiku. Dan aku tak mengerti kenapa rasa itu datang. “cinta tak bersuara” mungkin ini yang kurasakan. Bibirku tak pernah mampu menyucapkan rasa ini, dan mulutku juga terkunci untuk mengucapkan selamat tinggal padamu. Dengan perasaan yang ada didalam hatiku. Aku hanya mampu tersenyum dihadapanmu. Dan berharap kau akan bahagia. Dan rasa ini, entah sampai kapan dia akan berada dihatiku.

Lamunanku terhenti ketika temanmu tiba-tiba menghampiriku dan menyucapkan salam perpisahan padaku. Aku tersenyum kepadanya dan menyucapkan salam perpisahan padanya. Sebuah bisikan darinya tiba-tiba membuatku terkejut. Seperti petir yang menyambar hatiku. Kau menitipkan sesuatu pada temanmu, selembar kertas kecil berisikan ucapan terima kasihmu dan perasaanmu. Dari pintu gerbang panti aku menatapmu dan tersenyum padamu, kau pun kembali tersenyum padaku. Ada sejuta kata yang ingin ku ungkapkan, namun bibir ini terasa terkunci. Aku menundukkan kepalaku dan perlahan meninggalkanmu. “Maaf dan terima kasih” itu yang ingin aku ucapkan padamu.

_”_

Titik awal dari kehidupanku, mulai terasa kosong tanpa kehadiranmu. Aku merasa kosong saat dipanti, dan aku selalu berharap kau akan berkunjung ke panti. Yaa harapanku terpenuhi seminggu setelah kepergianmu. Kamu datang karena adik-adik memintamu datang. Dan aku senang melihatmu. Dan itu menjadi terakhir kalinya aku melihatmua. Setelah itu kamu tidak datang lagi. Aku selalu berharap kamu datang, namun kamu tidak datang.

Empat bulan aku mengabdi dipanti, dan masih berharap kamu datang. Tapi kamu tak pernah datang. Hingga disaat aku berhenti mengabdi, aku juga tidak melihatmu. Dalam pikirku…” aaa ini lah saatnya aku berhenti menyukaimu”.

Aku menekan perasaanku dengan aktivitas kuliahku. Dan  aku berhasil membiasakan hatiku tanpa perasaanku terhadapmu. Dua tahun, perasaan ini masih bersemayan dihatiku, walau aku bisa mengalihkannya dengan kesibukan kuliahku. Aku tidak pernah mendengar kabarmu lagi selama itu. Ketika aku ingin melihatmu. Aku hanya membuka facebookmu dan melihat statusmu. Aku benar-benar sudah melupakanmu, itu pikirku.  

Aku berkunjung kepanti dan bermain dengan adik-adik setelah setahun penuh aku tidak kesana. Ketika canda dan tawa ku dapatkan bersama mereka, mereka memberiku kabar luar biasa yang membuatku terkejut. Awalnya aku pikir mereka hanya bercanda, dan aku menanggapinya dengan bercanda. Tapi mereka memaksaku untuk percaya. Aku menangkap kebenaran dari wajah mereka. Kabar kematianmu yang sama sekali tidak aku ketahui. Seperti petir yang menyambar hatiku. Aku terdiam dihadapan mereka dan tidak menunjukkan respon. Entah kenapa hatiku terasa sangat sakit. Rasa sesak di dada, dan pikiranku kacau. Aku pulang dengan menujukkan wajah bahagia kerena bertemu dengan mereka. Namun hatiku entah kemana. Ingin rasanya aku menjerit dan berteriak. Aku tidak mempercayainya.

Aku mencoba menenangkan hatiku dengan semua sugestiku, tapi aku kalah. Dada ku terasa sesak dan sakit. Aku ingin menangis, tapi aku tidak tahu apakah aku berhak menangismu. Hanya serangkaian kata-kata yang bisa aku tuliskan untuk mu. Dan hanya doa yang mampu aku berikan kepadamu.

8 Juni 2013

pertama kalinya kau datang dalam hidupku

hatiku tlah melihatmu

entah getar hati apa yang terjadi

di kerumunan orang-orang yang belum aku kenal

hatiku menatapmu

tak tahu menahu tentang namamu

ku hanya bisa menatapmu dari kejauhan

aku melihatmu saat membaca al-qur’an

aku tersenyum senang melihatmu

ketika kau bermain dengan anak-anak

aku mengagumimu dalam setiap hariku bersamamu

walau aku tak berani mendekatimu

walau aku berbicara jika kau tak mengajakku bicara

namun hati ini selalu ingin berbicara denganmu

satu bulan ku menikmati perasaan ini

dan aku harus menyelesaikan rasa ini ketika kamu pergi

kenanganmu yang selalu ku simpan hingga saat ini

wajah bahagiamu saat bermain dengan anak-anak

tak pernah bisa aku lupakan

kenangan yang singkat itu

kini kau akhiri dengan kepulanganmu pada Sang Ilahi

aku terkejut dan aku tak pernah menyangkanya

lama aku tak mendengar kabarmu

dan tiba-tiba kabar kematianmu menghampiriku

hatiku terasa sesak

kalbuku terasa sakit

ingin rasanya ku berteriak dan menangis

namun pantaskah aku yang bukan siapa-siapa untukmu

pertemuan singkat yag terjadi dulu

membuatku bertanya

“Bolehkah aku menangis untukmu?”

mulutku terbungkam, tak mampu berucap kata

lewat hati ini

lewat doa ini

ingin ku titipkan pesanku untukmu lewat Tuhan

” terima kasih telah hadir dalam hidupku.

aku sangat bahagia saat singkat bersamamu.

Semoga Tuhan selalu disampingmu di Alam Sana”

Aminnn

“ terima kasih karena hadir dalam hidupku, terima kasih karena rasa ini membuatku tidak pernah merasa sendirian dalam kesendirianku, terima kasih karena menjadi warna hidupku. Kau benar-benar menjadi kriteria idamanku sampai sekarang. Aku tak pernah berharap akan dirimu, tapi aku senang perasaan ini ada padaku. Terima kasih. Semoga Allah senantiasa menjagamu di alam sana. Amin…”

ceritaIN | penulis
1-9   A   B   C   D   E   F   G   H   I   J   K   L   M   N   O   P   Q   R   S   T   U   V   W   X   Y   Z

Baca Juga
Menghasilkan uang dari menulis makna lagu
#MENULISdapatuang dari menulis chord lagu

Punya cerita tentang lagu ini?
Silahkan komen dibawah ya.

Apapun mesin pencarinya.
kekitaan sumbernya.

Semoga bermanfaat.
Seneng bisa berbagi.

pasangIN iklanmu disini!

GRATIS iklan pertama.
Bonus review produk untuk 27 pengiklan pertama.

Terimakasih
canva.com dibuka pukul 10.06 WIB pada hari Jumat tanggal 18 Februari 2022

karya penulis tulis
Yuk mulai #hidupdariKARYA

Kata kunci sering dicari …
cerpen, ceritaIN, Februari, 
2022, Februari 2022,
lovely_hana22,
Ku Titipkan Pesanku Lewat Tuhan,
Cerpen romance, Cerita pendek, romance,

Comments

Leave a Reply