Najwa Shihab, S.H. yang akrab dipanggil Nana adalah mantan pembawa acara berita di stasiun televisi Metro TV. Ia pernah menjadi anchor dalam program berita prime time Metro Hari Ini, Suara Anda dan program bincang-bincang Mata Najwa. Najwa adalah putri kedua Quraish Shihab, Menteri Agama era Kabinet Pembangunan VII
Tak hanya cantik, perempuan yang akrab disapa Nana tersebut juga dikenal cerdas dan kritis saat melontarkan pertanyaan kepada narasumbernya.
Bahkan, sejumlah narasumber yang pernah diwawancarainya berasal dari kalangan elite di Indonesia. Beberapa tokoh besar Tanah Air yang pernah menjadi narasumber Najwa Shihab antara lain B.J. Habibie, Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, Joko Widodo, dan Prabowo Subianto.
Selain itu, Najwa Shihab juga dikenal sebagai sosok yang penuh integritas dan dedikasi tinggi terhadap Indonesia. Tak jarang, Najwa Shihab melontarkan kritik tajam terhadap kinerja pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat.
Beragam kata-kata bijak Najwa Shihab mampu menginspirasi dan memotivasi banyak orang dari berbagai kalangan. Kata-kata Najwa Shihab tersebut penuh makna mendalam.
Tak heran jika dirinya dianggap sebagai seorang wanita yang menginspirasi.
- “Usia muda adalah modal agar tangan terus terkepal, untuk arungi medan politik yang terjal.”
- “Kebenaran & kepastian mengapung, di antara uang & kuasa yang mengepung.”
- “Berani muncul melawan arus, mendobrak kepalsuan yang terlanjur serius.”
- “Wajah penjara cermin hukum negara, sungguh-sungguh atau pura-pura.”
- “Di pundak pemimpin yang bebas korupsi, di situlah masa depan negeri.”
- “Keadilan jadi barang sukar, ketika hukum hanya tegak pada yang bayar.”
- “Berbuat untuk sebuah harapan, yang tidak lagi dikeluhkan tetapi diperjuangkan.”
- “Kaum mapan adalah musuh utama, bagi pemimpin untuk mengubah kota.”
- “Sejarah akan menghitamkan mereka yang layak dijatuhkan, sejarah akan meninggikan mereka yang memang layak dimuliakan.”
- “Sekolah perlu terus membuka diri pada perubahan, guru jangan segan beradaptasi dengan kebaruan.”
- “Pemuda tak sempat jadi anak manis melihat kepongahan terasa begitu sinis.”
- “Kekurangan jangan terlalu dikhawatirkan, selama kepemimpinan berjalan penuh keterbukaan.”
- “Sungguh tercela para politisi, yang mengabdi untuk menolong diri sendiri.”
- “Simbol dan panji agama pantang tergadai, terlebih di kemuliaan bulan suci.”
- “Jabatan menjadi berhala, ketika penguasa lebih sayang dukunnya.”
- “Kemampuan membaca medan, kecerdikan melihat kesempatan, dibutuhkan di tengah persaingan.”
- “Kita mungkin bosan dengan muka yang itu-itu saja, tapi yang muda juga harus kasih bukti yang jelas dan nyata.”
- “Tidak gampang takluk oleh kegagalan, terus mencipta momen kebangkitan.”
- “Peraturan seringkali bisa disiasati namun asas kepatutan dan etika janganlah dikhianati.”
- “Nasionalisme bukan slogan mati, tapi pengorbanan kolektif membela visi.”
- “Karena itu jadilah seorang pembaharu, biar orang lain yang ikut meniru. Daripada terus mengikuti tren tanpa henti, sebab hidup bisa habis tanpa diisi.”
- “Tidak sekedar memburu kapital, Indonesia lebih butuh solidaritas dan modal sosial.”
- “Jika pemimpin tidak harmonis, rakyat juga yang akan teriris.”
- “Harta dan tahta, memang dua sisi yang tak bisa dipisahkan. Perputaran uang, jadi bahan bakar kekuasaan.”
- “Inspirasi menjadi kunci, agar semua mau berpartisipasi. Bahu-membahu perbaiki negeri, bersama-sama mengabdi tanpa henti.”
- “Bukankah melelahkan jika selalu ikut tren, apalagi hanya agar dianggap keren.”
- “Pada kaum muda kita menitip masa depan, jangan biarkan jiwa mereka hangus oleh ego dan dendam.”
- “Banyak anak muda yang tumbang karena korupsi, mereka lupakan visi dan hanyut pada nikmat duniawi.”
- “Karena kita harus berlari cepat, sebelum semuanya jadi terlambat.”
- “Membuat publik melek informasi, agar tak mudah termakan fitnah dan caci maki.”