6++ Cara Tingkatkan Traffic dan Penjualan dengan Content Marketing Ini, Termasuk Kalo Butuh Jasa SEO di Bekasi

Salam #MasBro #MbakBro yang butuh jasa SEO di Bekasi

Selain pake marketing offline, gimana cara menaikkan pengunjung dan penjualan?
Jawabnya adalah content marketing seperti kita bahas di bab sebelumnya.

Tapi … Gimana caranya?

Sekarang kan udah banyak konten di situs berita, forum, crowd blogging, dan blog personal.
Celah kita ada di mana?

Oh iya
Ga semua konten bisa disebut content marketing, ya.
Karna membuat content marketing, ada cara-nya tersendiri.

Kenapa Membuat Content Marketing Penting?

Kenapa membuat content marketing ada cara-nya tersendiri?

Perhatiin cerita ini

Oh iya …
Content marketing ga sama dengan tinggal bikin website lalu diisi artikel.

Ga semudah itu Ferguso …

Ayo bahas cerita Freta lagi, seperti kita bahas di “Belajar Content Marketing Mulai Dari Nol” sebelumnya :
1. Freta lagi cari Jasa SEO
2. Freta cari di internet
3. Freta nemu konten disebuah website
4. Freta ______
5. Freta membeli dari #MasBro / #MbakBro

Apa yang harus kita lakuin di nomor 4?

Biar Freta membeli “jasa SEO di Bekasi”.

Untuk bisa mendapatkan penjualan jasa SEO di Bekasi, maka kita harus mengikuti dari nomor 1. Kita harus tahu permasalahan apa yang dihadapi oleh Freta.

Itulah yang kita rencanakan.

Kita harus mengetahui permasalahan apa yang dihadapi oleh Freta. Kemudian kita membuat konten yang menyelesaikan permasalahan tersebut.
Sehingga orang-orang seperti Freta akan datang ke website kita.

Tapi belum selesai di situ.

Konten yang kita buat harus mampu menjembatani dari nomor 3 sampai 5. Dari mereka mengunjungi konten kita, kemudian akhirnya membeli.

Jadi, kalau kita ngga punya strategi content marketing:

  • Freta ngga akan nemu website kita, atau
  • Freta nemu website kita, tapi ngga membeli

Sedangkan kalau kita udah punya strategi, maka:

  • Kita mampu memancing Freta untuk datang
  • Kita mampu menjadikan Freta sebagai pembeli

Baiklah mari kita mulai #MasBro / #MbakBro …

Membuat Strategi Content Marketing

Secara umum, ada 3 tahapan dalam content marketing.

3 tahap konten marketing

Sebagian besar dari kebanyakan bisnis saat ini yang berfokus pada content marketing hanya fokus di tahap 2: membuat konten. Padahal tahap perencanaan dan promosi justru lebih penting.

jasa seo jakarta

Baca juga: #BelajarSEO Tingkat Menengah (2) : Bener Ga Artikel SEO Harus 2.000 Kata?

Silahkan ikuti tahap 1-6 berikut ini untuk mengetahui bagaimana cara membuat strategi content marketing kita sendiri.

1. Memahami 3 tujuan dari konten 

Tujuan dari konten bukan (hanya) untuk mendatangkan pengunjung.

Lebih dari itu. Misalkan kita memiliki website yang menjual tiket pesawat. Maka pastinya kita ngga puas kalo pengunjung cuma dateng membaca konten, lalu langsung pergi…

…tanpa membeli tiket satupun.

Sama seperti prinsip content marketing, konten bertujuan untuk:

  1. Mendatangkan visitor
  2. Meningkatkan kepercayaan
  3. Penjualan

Ada satu tambahan, meningkatkan kepercayaan.

Ingat ini:
Sebuah konten tidak bisa digunakan untuk 3 tujuan tersebut sekaligus.
Secara umum, tujuan konten adalah untuk meningkatkan jumlah visitor dan persentase penjualan.

Khusus yang nomor 3, kita mesti berhati-hati…

…ini yang biasanya banyak dibuat, karena kita terlalu bernafsu ngedapetin pembeli.

Padahal kalau website kita hanya dipenuhi dengan konten-konten yang tujuannya mendorong mereka untuk membeli, hasilnya lebih buruk daripada kalau ngga ada konten sama sekali, loh.

Ini serius.

Bayangkan kalau kita mampir ke sebuah website, lalu semua artikel di sana isinya nyuruh kita untuk membeli produk mereka. Pasti ilfeel dan justru jadi tidak ingin membeli.

2. Mengenali audiens atau target pasar kita (Misal: Jasa SEO di Bekasi)

Kalau kita pikir sekilas, memang agak aneh…
…kita ingin agar tulisan kita memiliki nilai jual, tapi tanpa sengaja kita justru membuat konten atau tulisan yang tidak banyak orang berminat kepadanya.

Ini alasannya:
Coba ingat terakhir kali kita pake Google Search.

Apa yang kita cari?

Biasanya yang paling sering yaitu informasi, atau panduan untuk menyelesaikan masalah, ada juga yang memang ingin membeli sesuatu.

Tapi yang berniat membeli barang itu cuma sedikit.
Jaman sekarang informasi sudah dimana-mana, sebelum membeli sesuatu kita biasanya mencari informasinya dulu lewat internet. Supaya tahu mana yang terbaik.

Jadi, fokus kita adalah membantu mereka menyelesaikan masalah. Ingat prinsip content marketing: Mengertilah atau pahamilah masalah yang ada, kemudian buat solusi berupa konten yang menjawab permasalahan tersebut.

Dari sini mereka akan mengenal kita, percaya dengan kita, dan akhirnya menggunakan produk kita.

Masuk akal, ‘kan?

Berarti sekarang kita harus menyediakan konten yang menyelesaikan masalah (yang berhubungan dengan apa yang kita jual). Supaya tau masalahnya, kita harus “kenal” dengan mereka.

3. Kenali dan Buat Buyer Persona Kita

Cara mengenalnya?
Dengan membuat buyer persona.

Buyer persona adalah representasi semi-fiktif yang menggambarkan kustomer ideal berdasarkan riset pasar dan data dari kustomer kita.

Ribet, ya?

Sederhananya begini:
Misalkan kita menjual susu bayi. Lalu kita ingin membuat konten yang tepat untuk para pembeli.
Untuk itu, kita perlu tau siapa, sih, orang-orang yang biasanya membeli produk ini?
Umurnya kira-kira berapa, perilaku sehari-harinya gimana, apa permasalahan mereka?

Kita kumpulin semua informasi tersebut, jadikan sebuah karakter.
Itulah buyer persona.

Lebih lengkapnya mengenai data yang diperlukan:

  1. Pekerjaan: jabatan dan deskripsi pekerjaan
  2. Biodata: umur, perkiraan penghasilan, pendidikan, keluarga
  3. Hobi, rutinitas, ketertarikan, perilaku ber-internet
  4. Ambisi (tujuan) dan halangan/tantangan
  5. Apa yang bisa kita bantu untuk mencapai tujuan

Dengan mempertimbangkan kelima hal di atas, kita bisa membuat konten yang pas buat setiap buyer persona.
Untuk mempermudah, data-data tadi kita tuangkan dalam sebuah tabel, seperti ini:

Buyer Persona

Sekarang kita jadi tahu konten apa yang harus kita sediakan.

Bandingkan dengan kalau kita ngga punya bayangan sama sekali siapa yang akan kita pancing. Konten yang kita buat akan jadi ngawur dan ngga menarik bagi target pasar kita.
Maka dari itu, sekarang silahkan buat buyer persona untuk website / produk kita.

4. Buat perencanaan konten

Sampai sejauh ini, kita udah tau hal berikut:

  • Ada 3 tujuan konten
  • Satu konten ngga bisa memenuhi ketiganya sekaligus
  • Apa yang bisa kita lakukan untuk menjawab persoalan dari buyer persona yang pribadinya telah kita rinci dalam tabel sebelumnya.

Sekarang, kita gabungkan semuanya.
Ini sekilas konsepnya:
Ada 2 jenis konten yang sering kita temui di internet. Saya suka mengibaratkan konten ini seperti nasi putih dan nasi merah.
Nasi putih itu “ringan”, dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat Indonesia.
Sedangkan nasi merah itu lebih berat, nutrisinya lebih banyak, tapi hanya orang-orang di kalangan tertentu yang suka mengkonsumsi nasi merah.

Konten juga seperti itu.

  1. Konten nasi putih: isinya ringan, bisa dinikmati oleh banyak orang, bahkan bisa berpotensi menjadi viral
  2. Konten nasi merah: isinya lebih mendalam, tentang industri bisnis kita, tidak bisa dinikmati oleh banyak orang, tapi orang-orang yang memang butuh bakal cinta dengan konten ini

Strategi content marketing kita kudu mengandung kedua jenis nasi.

Konten nasi putih berfungsi untuk menarik pengunjung agar mendatangi website kita. Konten seperti ini akan membuat banyak orang kenal dengan website kita.
Sementara, konten nasi merah akan ngebuat mereka yakin dan percaya dengan kualitas kita.

Jenis konten nasi putih dengan nasi merah ini kemudian dibagi lagi menjadi 3:

  1. Konten pengenalan
  2. Konten branding
  3. Konten penjualan

5. Buat Pemetaan Konten

Dalam tahap perencanaan konten, tugas kita adalah melakukan pemetaan ide konten ke dalam masing-masing tipenya untuk tiap persona.

Seperti gambar berikut:

Content Mapping

Supaya jelas, kita lihat beberapa contoh…
…misalkan saya punya bisnis menjual tiket pesawat:

  • Pengenalan: “50 tujuan wisata terpopuler di Asia Tenggara”
  • Branding: “Persiapan berlibur ke luar negeri”
  • Branding: “Perencanaan budget berlibur ke Singapura”
  • Penjualan: “Panduan menemukan tiket pesawat murah”

Lihat bedanya.

Karena sifatnya adalah untuk mengingatkan brand kita, konten pengenalan banyak diminati, bahkan sekalipun kita lagi gak pengen beli tiket liburan. Siapapun, kapanpun bisa menikmati. Sedangkan, konten branding sudah lebih fokus.
Konten branding hanya bisa dinikmati oleh mereka yang ingin berlibur. Tapi, dalam tahap ini kita belum ngelakuin penjualan.

Fungsinya adalah supaya mereka ingat dengan kita. Artinya, saat mereka butuh, mereka bakal cari konten itu.
Kemudian dari sana kita arahin deh ke konten penjualan yang mengandung penawaran kepada mereka untuk membeli dari kita ato menggunakan layanan kita.

Ketiga jenis konten ini erat ikatannya.

Kalau kita ngelewatin salah satunya aja, bisa-bisa ngga ada pengunjung yang datang ke website kita  dan/atau pengunjung yang datang tidak membeli.

6. Memahami strategi pembuatan konten  

Selamat! Kita sudah melewati proses perencanaan konten. Sekarang saatnya eksekusi!

Dalam tahap perencanaan di atas, kita sudah mengumpulkan banyak ide konten berdasarkan tipenya. Masalahnya, konten mana nih yang kita dahuluin?

Pembuatan konten itu bukan urusan mudah, apalagi kalau sumber daya (uang dan tenaga manusia) kita terbatas. Maka dari itulah ini perlu diperhatikan. Lihat segitiga ini:

jasa seo jakarta

Tingkat kesulitan konten pengenalan paling rendah kalo dilihat dari langkah-demi-langkah pembuatannya, semacam pada pendahuluannya, isinya, dan seterusnya. Sementara itu, konten penjualan adalah konten yang paling sulit atau rumit untuk dibuat. Maka dari itu jumlahnya menyesuaikan tingkat kesulitan.

Selain itu, kayak yang tadi uda dijelasin, konten pengenalan dan branding memang semestinya lebih banyak daripada penjualan.

Alasannya, konten pengenalan dan branding sifatnya mengedukasi.

Inget ga prinsip content marketing?
Yang paling penting dalam sebuah konten adalah membuka mata batin, hati (ya elah!) dari kustomer, yaitu dengan mengedukasi mereka. Bukan langsung kayak, “Hayolu kudu beli barang gue ya!”
Yang perlu kita perhatikan:
Konten branding dan penjualan HARUS berkualitas tinggi karena dampaknya paling banyak ke angka penjualan dan penjualan potensial. Di sisi lain, konten pengenalan dibuat tujuannya untuk mengenalkan atau membuat populer suatu barang dan jasa yang hendak kita pasarkan.

Satu hal lagi…
…kita ingin supaya beberapa orang yang datang ke konten penjualan akhirnya ingin membeli (entah langsung atau tidak langsung). Jadi, kurang lebih seperti inilah gambaran alur konten pengenalan:

Strategi Internal Link

Di dalam konten pengenalan, terdapat link menuju konten branding. Tujuannya, supaya para pengunjung tau bahwa kita punya sesuatu untuk mereka. Kalau ngga, maka sebagian besar akan langsung pergi tanpa menyadari bahwa kita menjual sesuatu.

6a. Mengenal tipe-tipe konten

Sejak awal, artikel ini berbicara mengenai konten, tapi mungkin beberapa dari kita masih menganggap konten = artikel.

Padahal, konten itu bisa mencakup apa saja, dan artikel hanya salah satu bagian dari keseluruhan konten yang mungkin.
Ini tipe-tipe konten:

  • eBook
  • Action list/lembar kerja
  • Tool (biasanya berupa program/app)
  • Template
  • Studi kasus/analisa
  • Infografis
  • Slide presentasi
  • Video
  • Webinar
  • Artikel blog
  • Post di social media

Umumnya, konten pengenalan itu artikel, video, dan media sosial. Tipe konten seperti eBook, studi kasus, infografis, dan yang lainnya memang lebih sulit dibuat daripada artikel biasa tapi sangat efektif kalau kita manfaatin buat jadi konten branding.

6b. Beberapa panduan terkait pembuatan konten

Pembuatan konten adalah sebuah topik tersendiri, sehingga kita fokuskan pembahasan pada langkah-langkah panduan konten menarik yang juga optimal. Maka sebaiknya kita baca beberapa panduan berikut.

Ikuti langkah-langkah panduan ini supaya konten kita menarik dan yang jelas, teroptimasi juga, dong.

  • Mencari topik konten – untuk mendapatkan gambaran konten yang hendak kita buat dan sesuaikan dengan konten yang banyak peminatnya
  • Panduan SEO – untuk mengoptimalkan kata kunci dan keterbacaan (readibility) artikel sehingga peringkatnya paling mudah ditemukan di mesin pencari
  • Pembuatan judul konten – judul merupakan salah satu bagian terpenting dalam konten
  • Metode KTP – untuk membuat konten berkualitas
  • Elemen pemicu popularitas – untuk menganalisa dan menerapkan hal-hal yang membuat konten menjadi dicari-cari banyak orang

7. Sebarin konten (Misal: Jasa SEO di Bekasi)

Banyak orang yang menganggap langkah 4 sudah selesai. Kalau kita sekarang masih di tahun 2008 sih wajar, karena pada waktu itu hanya ada sedikit konten di internet. Itu dulu. Beda dengan sekarang, tiap hari, jutaan konten lewat di depan kita sehingga mustahil konten kita bisa ditemukan kalau bukan kita yang keluar untuk mendistribusikan konten itu. Tanpa melakukan distribusi, konten sebagus apapun tidak akan pernah populer

Ini tahapan mendistribusikan konten:

  1. Pastikan kita sudah memiliki konten yang luar biasa. Mempromosikan konten yang tidak berkualitas justru akan merusak reputasi kita
  2. Install alat bantu analisa seperti Google Analytics
  3. Sediakan metode untuk “menangkap” pembaca, lakukan email list building
  4. Terakhir, ini intinya: pelajari metode promosi konten yang benar

Distribusi konten juga bisa dilakukan oleh jasa SEO di Bekasi, loh. Jadi, kalau ngga bisa ngerjain sendiri, boleh langsung cari jasa seo di Bekasi yang terpercaya, yah 😀

8. Ukur dan analisa hasil kerja 

Belum selesai. Satu lagi, ini langkah terakhir. Gimana cara supaya kita bisa mengetahui performa konten kita? Bagaimana kita bisa memperbaiki performa yang kurang baik?

Dengan menggunakan alat ukur untuk mendapatkan angka-angka yang berpengaruh. Segala hal yang kita lakukan dalam pemasaran online harus terukur. Begitu pula dengan pemasaran konten. Jadi kalo kita belum menginstall alat ukur, segera lakukan. Yang termudah dan gratis yaitu Google Analytics.

Apa yang kita ukur?

Tergantung tipe kontennya. Karena tiap konten memiliki tujuan yang berbeda-beda, maka hasil yang kita harapin juga beda-beda. Tolak ukur keberhasilan untuk konten pengenalan:

  1. Jumlah visitor
  2. Jumlah share ke media sosial
  3. Jumlah backlink

Tolak ukur keberhasilan untuk konten branding:

  1. Jumlah subscriber
  2. Tingkat konversi pelanggan
  3. Jumlah follower di akun jejaring sosial

Tolak ukur keberhasilan untuk konten penjualan:

  1. CTR menuju landing page/halaman penjualan
  2. Pendapatan
  3. Tingkat konversi penjualan
  4. ROI, perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk konten dengan pemasukan yang didapatkan dari konten

Akhirnya, #MasBro, #MbakBro…

Inilah beberapa contoh yang harus kita ukur, dan hampir semuanya bisa diketahui dengan Google Analytics. Tanpa mengetahui ini, artinya kita buta dengan bisnis kita sendiri.

Nah, coba para pelanggan jasa SEO di Bekasi bisa baca panduan ini untuk melakukan analisa konten.

Itulah semua yang perlu kita ketahui untuk menyusun strategi content marketing.

Masih ada pertanyaan tentang SEO?
Ato… butuh jasa seo di Bekasi buat promosi ato naikin penjualan?
Silahkan ngobrol sama konsultan SEO kita ya.

Seneng bisa berbagi.
Pasti bermanfaat.

Comments

Leave a Reply