Balaslah kejahatan dengan kasih sayang

Balaslah Kejahatan dengan Kasih Sayang

Puisi | Penulis
1-9  A  B  C  D  E  F  G  H  I  J  K  L  M  N  O  P  Q  R  S  T  U  V  W  X  Y  Z

Balaslah Kejahatan dengan Kasih Sayang (sebuah analisa sederhana puisi WS. Rendra)

Sudah kenal Rendra, kan? Iya benar salah satu sastrawan yang cukup terkenal dengan karya-karyanya, baik yang berupa esai, drama maupun puisi. Sastrawan yang mempunyai nama lengkap Dr.H.C Willibrordus Surendra Broto Rendra, S.S., M.A. ini juga yang mengenalkan pertama kali perilah poetry reading (pembacaan puisi). Sastrawan ini juga terkenal sebagai pendiri Bengkel Teater.

Puisi yang dibuatnya tidak jarang berisi kritik sosial. Salah satu puisi yang mengajak pembaca atau penikmat puisinya adalah puisi yang berjudul Dengan Kasih Sayang. Puisi ini berisi kritik sosial tentang suatu fenomena dimana seseorang kadang dihukumi karena kejahatan yang dilakukan. Tapi pada kenyataannya hukuman yang diterima orang tersebut tidak membuatnya jera melakukan tinda kejahatan berikutnya. Dari fenomena itu Rendra memberikan alternatif penyelesaian masalah yang berbeda dengan yang sudah jamak di masyarkat.

Berikut baris baris puisinya:

Dengan Kasih Sayang

Dengan kasih sayang
kita simpan bedil dan kelewang
Punahlah gairah pada darah

Jangan!
Jangan dibunuh para lintah darat

ciumlah mesra anak jadah tak berayah
dan sumbatkan jarimu pada mulut peletupan
kerna darah para bajak dan perompak
akan mudah mendidih oleh pelor
mereka bukan tapir atau badak
hatinya pun berusan dengan cinta kasih
seperti jendela terbuka bagi angin sejuk

Kita yang sering kehabisan cinta untuk mereka
cuma membenci yang nampak rompak

Hati tak bisa berpelukan dengan hati mereka
Terlampau terbatas pada lahiriah masing pihak
Lahiriah yang terlalu banyak meminta!

Terhadap sajak yang paling utopis
bacalah dengan senyuman yang sabar.

Jangan dibenci kaum pembunuh
Jangan dibiarkan anak bayi mati sendiri
Kere-kere jangan mengemis lagi.
Dan terhadap penjahat yang paling laknat
pandanglah dengan hati yang jernih.

Dalam puisi ini seakan Rendra berseru Balaslah Kejahatan dengan Kasih Sayang.

Suka menulis?

Mau menghasilkan dari tulisan mu?
Yuk mulai #hidupdariKARYA
tulisIN apa aja?

Rendra ingin mengajak kita berubah sikap. Sikap terhadap manusia yang barangkali sering melakukan dosa dan bahkan menimpakan kesulitan pada orang lain. Dia mengajak kita berpikir dan merenung bahwa sejahat apapun manusia mereka tetap manusia bukan binatang. Mereka tetap manusia yang masih mempunyai hati dan rasa. Rasa itu adalah rasa kasih sayang yang sebenarnya merupakan fitrah manusia. Penyair bertutur

/mereka bukan tapir atau badak/
/hatinya pun berurusan dengan cinta kasih/

Tetapi ternyata kita manusia masih banyak yang hanya melihat lahir seseorang bahkan selalu menghukumi dari lahirih saja, tidak berusaha menghadirkan rasa cinta dan kasih atau melihat bahwa kejahatan terkadang bisa diluluhkan dengan kelemah-lembutan.

/Kita yang sering kehabisan cinta untuk mereka/
/cuma membenci yang nampak rompak/

Padahal tatkala seseorang hanya melihat yang lahir, maka sebenarnya manusia akan selalu menuntut dan menuntut karena memang norma nilai jika dilihat dari lahiriah saja akan selalu berubah. Seorang penjahat bisa saja berpenampilan rapi dan baik sehingga kesan jahat menjadi tidak tampak. Atau sebaliknya seorang yang baik tetapi karena sesuatu hal ia hanya bisa berpenampilan seadanya bisa saja ia dianggap oleh orang lain tidak baik karena penampilannya. Karena manusia selalu mematok nilai kebaikan seseorang dari lahiriahnya saja.

/Terlampau terbatas pada lahiriah masing pihak/
/Lahiriah yang terlalu banyak meminta!/

Dari segi diksi (pilihan kata) penyair benar-benar berhasil mengoptimalkan makna kata yang dipilihnya. Kata bedil dan kelewang memberi nuangsa akan suatu alat yang digunakan dalam tindak kejahatan yang selalu menumpahkan darah. Sehingga agar kedua sarana ini tidak menumpahan darah, Rendra bertutur …

/Kita simpan bedil dan kelewang/
/Punahlah gairah pada darah/

Karenanya penyair minta dengan sangat agar kata-katanya direnung dan didengarkan dengan menghilangkan prasangka

/Terhadap sajak yang paling utopis/
/bacalah dengan senyuman yang sabar./

Larik larik puisi Rendra diatas seolah ingin menekankan ajakan balaslah kejahatan dengan kasih sayang. Dalam puisi ini kesan ajakan untuk bersikap arif terhadap manusia jahat dan terlaknat bisa kita rasakan dengan dimunculkannya kata-kata yang secara diametral berlawanan, yaitu antara kejahatan dan kasih sayang, kata kata tersebut adalah bedil, keliwang, lintah darat, bajak, perampok, pembunuh, penjahat yang kesemuanya dipertentangkan dengan kasih sayang, cinta kasih, angin sejuk, senyuman sabar, hati, jernih.

Akhirnya dari itu semua pesan atau amanat yang bisa kita tangkap dari puisi ini adalah hadapilah setiap kejahatan dengan kasih sayang. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Falsafah hidup mengatakan kalau ditampar pipi kananmu berikan pipi kirimu. Sementara dalam ajaran Islam dibolehkannya pembunuh diqishash (dijatuhi hukuman yang serupa atau ganti dibunuh) tetapi yang paling utama ketika keluarga yang anggotanya dibunuh mau memaafkan.

Itulah sekilas makna puisi Rendra yang berjudul Dengan Kasih Sayang. Anda bisa jadi mempunyai penafsiran yang berbeda karena karya sastra termasuk puisi merupakan dunia kemungkinan, artinya ketika pembaca berhadapan dengan karya sastra, maka ia berhadapan dengan kemungkinan penafsiran. Setiap pembaca berhak dan seringkali berbeda hasil penafsiran terhadap makna karya sastra.

Pembaca dengan horison harapan yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan penafsiran terhadap sebuah karya sastra tertentu. Hal ini berkaitan dengan masalah sifat, fungsi dan hakikat karya sastra. Sifat-sifat khas sastra ditunjukkan oleh aspek referensialnya (acuan), fiksionalitas”, “ciptaan” dan sifat “imajinatif”. Sedangkan fungsi sastra tergantung dari sudut pandang serta ditentukan pula oleh latar ideologinya. Hakikat keberadaan sastra selalu berada dalam ketegangan antara konvensi dan inovasi. Ketiga unsur itulah yang menyebabkan masalah yang luas dan kompleks dalam dunia sastra. Hal ini juga telah memungkinkan ragamnya teori dan pendekatan terhadap karya sastra, beragamnya aliran dalam sastra dan beragamnya konsep estetik karya sastra.

Sehingga siapapun boleh berbeda dalam menafsirkan sebuah karya selama penafsiran yang dilakukan mengikuti aturan aturan dalam melakukan apresiasi sastra. So, jangan takut menganalisa karya siapa tahu analisa yang Anda lakukan bermanfaat bagi banyak orang, minimal bagi Anda sendiri. Yuk berkarya !

pasangIN iklanmu disini!

GRATIS iklan pertama.
Bonus review produk untuk 27 pengiklan pertama.

Terimakasih
canva.com dibuka pukul 19.41 WIB pada hari Sabtu tanggal 09 Oktober 2021

karya penulis tulis
Yuk mulai #hidupdariKARYA

Kata kunci lain yang sering dicari …
tulisIN, puisiIN, Oktober 2021, Oktober, 2021,
puisi WS Rendra, puisi, MeLirik,
Balaslah Kejahatan dengan Kasih Sayang,

Comments

Leave a Reply